Waiting For You // YeKyu Brothership by Takahashi Yuzu

Annyeong chingudeul~~~

Ini FF pertamaku di WPnya Taena eonni, gomawo eonni udah ngijinin aku publish FF disini~^^ Mian kalo ceritanya aneh.. FF ini aku repost dari ffn,ini murni karyaku kok..

Happy reading^^

Title

Waiting for You

.

Created By

Takahashi Yuzu

.

Main Casts

Kim Jong Woon (Yesung)

Cho Kyuhyun

.

Pairs

YeKyu (Yesung x Kyuhyun) Brothership

.

Genre

Family , FAILED!Angst

.

Disclaimer

 

God –of course-, their parents, and SMEnt

.

Warning

OOC — Out Of Characters

Typo — Miss Typing

Don’t  Like Don’t Read

.

Summary :

Aku akan tetap disini, menunggumu menepati janji yang telah kau buat hari itu. Hingga saat itu tiba, aku harus bertahan. Untuk itu, kembalilah hyung.

.:TY:.

Pagi yang cerah menyelimuti kota Mokpo, salah satu kota yang ada di Korea Selatan. Waktu masih menunjukkan pukul enam pagi. Tidak banyak orang yang terlihat karena mereka masih bersiap untuk menjalankan aktivitas pagi mereka. Namun, tidak untuk beberapa orang yang sepertinya sudah sibuk dengan pekerjaan mereka, seperti dua namja yang sedang berboncengan dengan sepeda dan dalam keranjang sepeda mereka itu terlihat selembar koran dan beberapa kotak susu.

Hyung, ini koran terakhir yang kita antar.” Tutur namja yang lebih tinggi seraya meletakkan koran pagi dan susu kotak di depan gerbang sebuah rumah. “Ayo kita ke laut, hyung~” lanjutnya dengan senyum merekah menghiasi wajah manisnya.

Aigoo, ini masih pagi Kyunnie, kalau main air sekarang kau bisa sakit. Nanti setelah hyung pulang sekolah kita main.” Ucap namja bermata sipit seraya mengacak rambut namja kecil yang sudah mulai cemberut.

Ya, mereka adalah Jongwoon dan Kyuhyun. Sepasang kakak beradik yang meskipun tidak memiliki hubungan darah tapi mereka sangat dekat dan hidup bersama. Mereka memiliki nasib yang sama, yaitu tidak memiliki orang tua. Jongwoon yang waktu itu berumur 10 tahun kehilangan orang tuanya karena sebuah kecelakaan lalu dimasukkan ke panti asuhan. Di panti tersebut Jongwoon bertemu dengan Kyuhyun yang sudah berada di panti asuhan sejak kecil.

Sudah 3 tahun Jongwoon dan Kyuhyun hidup bersama. Mereka memutuskan untuk meninggalkan panti asuhan dan menghidupi diri dengan bekerja. Usia Kyuhyun sudah menginjak 14 tahun, sedangkan Jongwoon sudah berumur 18 tahun. Mereka sudah bisa hidup dengan baik dan bersekolah seperti anak-anak lainnya.

.:TY:.

Jongwoon POV

“Jongwoon hyung, dimana Kyunnie?” Panggilan seseorang membuyarkan lamunanku. Sepertinya istirahat sudah tiba. Aku mengedarkan pandanganku dan menemukan Ryeowook, teman sekelas Kyuhyun, sedang berdiri di depan mejaku.

“Penyakitnya kambuh lagi. Jadi aku melarangnya untuk berangkat ke sekolah.” Tuturku padanya. Ryeowook kemudian duduk di bangku di sebelahku.

“Apa keadaannya separah itu hyung?” Tanya namja manis itu khawatir. Sepertinya ekspresi kalut di wajahku memang sangat mudah dibaca.

“Hmm, begitulah. Dokter sudah menyarankan agar Kyuhyun segera di oprasi. Tapi anak itu masih tetap tidak mau.” Akhirnya aku keluarkan juga bebanku beberapa hari terakhir ini. “Kyuhyun bilang dia masih sanggup bertahan dan menyuruhku menggunakan uang tabungan kami selama ini untuk pergi ke Seoul dan menjadi penyanyi.” Lanjutku seraya menghela napas berat.

Inpianku sejak kecil adalah menjadi penyanyi. Sejak aku dan Kyuhyun memutuskan untuk meninggalkan panti asuhan, kami berjanji untuk mengumpulkan uang dan pergi ke Seoul suatu saat nanti. Aku akan menjadi penyanyi dan Kyuhyun akan kuliah di Seoul. Namun, sekitar satu tahun yang lalu Kyuhyun divonis oleh dokter bahwa dia mengidap tumor otak. Dokter menyarankan agar Kyuhyun segera dioprasi. Tapi Kyuhyun bersikeras bahwa ia tidak mau dioprasi dan tetap memaksaku menjadi penyanyi.

“Kyunnie memang keras kepala. Kalau sudah menyangkut tentang dirimu dia tidak akan mau mengalah hyung.” Lagi-lagi suara Ryeowook mengagetkanku. Aku terlalu terlarut dalam lamunanku sampai aku lupa kalau Ryeowook masih ada disampingku. Terlihat raut sedih dari sorot matanya.

“Kau tidak perlu khawatir, dia pasti akan sembuh. Aku akan selalu menjaganya.” Ujarku seraya menepuk bahunya pelan. Aku tahu Ryeowook sangat dekat dengan Kyuhyun. Meskipun usia mereka terpaut satu tahun, tapi mereka sudah seperti anak kembar, selalu menjahili orang lain setiap ada kesempatan. “Kau mau menjenguk Kyunnie? Dia akan mati bosan dirumah kalau tidak ada teman. Sepulang sekolah aku tidak bisa menjaganya karena aku harus kerja lagi.” Lanjutku seraya menggeser posisi dudukku menghadap Ryeowook.

“Eum, aku akan ikut hyung sepulang sekolah. Kalau begitu aku kembali ke kelas dulu hyung. Sampai ketemu nanti.” Ujarnya seraya melambaikan tangan kepadaku dan berlari keluar kelas.

End of Jongwoon POV

— Skip Time —

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Para siswa segera merapihkan buku-buku mereka dan segera meninggalkan kelas. Jongwoon dengan santai merapihkan buku-bukunya dan mengikuti jejak siswa lain pulang ke rumah. Terlihat di gerbang sekolah Ryeowook sudah menunggunya. Jongwoon mempercepat langkahnya dan segera menghampiri Ryeowook.

Mianhae membuatmu lama menunggu. Ayo kita pulang.” Ucap Jongwoon seraya berjalan lebih dulu.

Mereka berjalan dalam diam seraya menikmati udara kota Mokpo pada sore hari. Udara laut yang segar menyapu seluruh kota, membuat suasana nyaman menusup secara perlahan-lahan. Tanpa terasa, mereka sudah ada di depan sebuah rumah kecil yang terlihat cukup tua. Jongwoon berjalan mendahului Ryeowook masuk de rumah kecil itu dan mempersilahkan Ryeowook masuk.

“Silahkan duduk, aku akan memanggil Kyunnie dulu.” Ujar Jongwoon lalu meninggalkan Ryeowook. Jongwoon menemukan namdongsaengnya tengah tertidur pulas.

“Pasti dia belum makan sejak pagi.” Gumam Jongwoon seraya mengguncangkan tubuh Kyuhyun perlahan, berusaha membangunkan namdongsaengnya yang masih berada di alam mimpi. “Kyunnie, ini sudah sore. Ayo bangun.” Ucap Jongwoon lembut seraya membelai surai lembut Kyuhyun dengan sayang.

“Eungh.” Lenguhan kecil keluar dari bibir merah Kyuhyun tanda perotes karena merasa acara tidurnya diganggu.

“Jongwoon hyung. Kau sudah pulang? Kenapa lama sekali?” Tanya Kyuhyun pelan seraya mengerjapkan matanya imut dan mengucek matanya beberapa kali, berusaha membiasakan sinar matahari sore yang sudah siap terbenam menerobos matanya.

Mianhae, tadi hyung harus mengikuti pelajaran tambahan dulu. Kau tahu kan sekarang hyung  sudah kelas tiga.” Lagi-lagi Jongwoon mengangkat tangannya ke surai ikal berwarna coklat madu milik Kyuhyun dan mengacaknya pelan. “Hyung mau kerja sekarang, kau bersama Ryeowook saja ne?” Lanjut Jongwoon seraya berjalan ke lemari pakaian dan mencari pakaiannya yang biasa ia kenakan saat bekerja.

“Kau melupakan janjimu lagi hyung. Kau kan sudah berjanji padaku pulang sekolah nanti akan mengajakku main ke laut.” Celetuk Kyuhyun seraya menggembungkan pipi chubbynya dan mempoutkan bibirnya.

Aigoo, kau kan masih sakit Kyunnie. Hyung berjanji akan mengajakmu ke laut kalau kondisimu sudah membaik. Sekarang kau bangun lalu makan obatmu, hyung akan meminta Ryeowook untuk membuatkan bubur untukmu.” Tutur Jongwoon seraya meninggalkan Kyuhyun sendiri.

“Aaaaa, hyung jahat~” Teriakan lemah Kyuhyun terdengar dari luar pintu saat Jongwoon sudah meninggalkan namdongsaengnya yang super manja itu.

Perlahan, senyuman pahit terukir di wajah Jongwoon. Dia sudah lelah dengan kehidupannya yang sangat sulit ini. Kondisi keuangannya yang tidak bisa dikatakan cukup, kondisi Kyuhyun yang makin hari makin buruk, dan impiannya untuk menjadi penyanyi. Ia merasa gagal menjadi seorang kakak. Ia menyesal membawa Kyuhyun keluar dari panti asuhan. Seandainya dulu ia tidak membawa Kyuhyun, mungkin namja manis itu tidak perlu ikut menderita bersamanya. Tanpa sadar, buliran-buliran air bening mengalir di kedua pipi putih Jongwoon. Dengan cepat, Jongwoon mengusap air matanya dengan punggung tangan kecilnya dan berjalan menuju ruang tamu.

.:TY:.

Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam namun sampai sekarang Kyuhyun masih belum bisa memejamkan matanya. Dengan resah, dialihkan matanya kearah jam digital yang berada di meja di samping tempat tidurnya, 23:15. Sudah satu jam lebih Jongwoon terlambat dari waktu pulangnya yang biasa. Biasanya, Jongwoon kembali ke rumah pukul sepuluh malam. Akhirnya, Kyuhyun memutuskan untuk turun dari tempat tidur dan menyeret selimutnya menuju teras kecil di depan rumahnya.

Jongwoon hyung, satu-satunya orang yang bisa mengambil hati Kyuhyun kecil yang pendiam. Kyuhyun yang sejak kecil berada di panti asuhan memang tidak terbiasa berinteraksi dengan orang lain. Dia hanya akan berbicara jika perlu. Jika ada orang yang bertanya, dia hanya akan menjawabnya dengan singkat lalu pergi menjauh.

Namun, sejak Jongwoon datang ke panti asuhan, namja yang terkenal memiliki suara merdu itu selalu berada di samping Kyuhyun dan mengajak namja yang lebih muda empat tahun darinya itu berbicara. Jongwoon tahu Kyuhyun tidak meresponnya sama sekali, tapi Jongwoon tidak peduli, ia akan terus berbicara menceritakan berbagai hal yang menurutnya menarik untuk dibicarakan. Perlahan tapi pasti, Kyuhyun mulai merespon keberadaan jongwoon yang selalu mengusiknya. Awalnya, Kyuhyun akan kenutup telinganya dan bergumam ‘shireo’ berkali-kali seraya menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Namun, setelah beberapa bulan berlalu, Kyuhyun mulai terbiasa dan akhirnya bisa berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya meskipun agak canggung. Sekarang, Kyuhyun kecil yang pendiam itu telah tumbuh menjadi namja manis yang ceria dan memiliki banyak teman.

“Kyunnie, kenapa kau tidur disini, eoh? Ayo pindah ke kamar.” Suara Jongwoon yang khas menggelitik telinya Kyuhyun.

“Emmh, hyung sudah pulang. Aku tadi cemas menunggu hyung yang belum pulang sejak jam sepuluh tadi.” Suara Kyuhyung terdengar sangat lemah.

“Tadi hyung lembur. Lain kali kalau hyung belum pulang, kau tidur duluan saja. Tidak usah menunggu hyung diluar. Kau bisa masuk angin Kyunnie.” Ucap Jongwoon seraya memapah tubuh lemah Kyuhyun masuk kedalam rumah mungil mereka.

Setelah tiba di kamar, Jongwoon segera membaringkan Kyuhyun dan menyelimuti tubuh Kyuhyun yang sedikit mengigil itu dengan selimut tebal. Diusapnya tangan Kyuhyun yang terasa dingin berkali-kali, bermaksud memberikan kehangatan pada jemari lentik Kyuhyun yang sedikit kaku karena terlalu lama terkena udara malam. Setelah dirasanya cukup, Jongwoon beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Namun langkahnya terhenti saat ia merasakan tangan lemah Kyuhyun menarik tangannya.

Hyung mau kemana? Ayo kita tidur hyung. Ini sudah malam.” Gumam Kyuhyun lemah dengan mata tertutup. Rasanya seluruh energi Kyuhyun sudah habis hingga untuk sekedar membuka matanyapun sulit.

Hyung mau mandi dulu Kyu. Kau tidur duluan saja. Setelah mandi aku akan menyusulmu ke alam mimpi. Mimpi indah ne.” Ucap Jongwoon lembut seraya mengecup kening Kyuhyun dan melangkah ke kamar mandi.

Kyuhyun POV

Aku serasa mati rasa saat Jongwoon hyung memapahku ke kamar. Setelah Jongwoon hyung menidurkanku di atas tempat tidur dan membenarkan posisi selimutku, dia mengusap tanganku yang terasa sangat kaku berulang-ulang, bermaksud memberikan kehangatan. Setelah dirasa cukup, Jongwoon hyung beranjak dari tempat tidur dan berjalan meninggalkanku. Dengan perlahan, tanganku terulur meraih tangan Jongwoon hyung.

Hyung mau kemana? Ayo kita tidur hyung. Ini sudah malam.” Gumamku lemah dengan mata tertutup. Rasanya seluruh energiku sudah habis hingga untuk sekedar membuka matanyapun sulit.

Hyung mau mandi dulu Kyu. Kau tidur duluan saja. Setelah mandi aku akan menyusulmu ke alam mimpi. Mimpi indah ne.” Ucap Jongwoon hyung lembut seraya mengecup keningku dan melangkah ke kamar mandi.

Setelah terdengar suara pintu kamar mandi tertutup, air mataku mengalir tanpa bisa ditahan lagi. Apa yang sudah kulakukan selama ini? Aku hanya bisa menyusahkan Jongwoon hyung saja. Aku yang dulu memaksanya untuk mengajakku keluar dari panti asuhan. Dengan kondisiku yang sekarang, Jongwoon hyung bekerja sangat keras untuk memperoleh pendapatan lebih untuk biaya operasiku. Seandainya aku tidak memiliki penyakit ini, mungkin kami sudah pergi ke Seoul dan Jongwoon hyung sudah menjadi penyanyi terkenal.

Kuacak rambutku frustasi, beberapa helai rambutku tersangkut di tanganku. Kutarik paksa tanganku dan helaian demi helaian rambutku tercabut dan memenuhi tanganku yang tadinya kosong. Ah, aku lupa kalau waktuku sudah tidak lama lagi. Aku bisa merasakannya. Aku tidak takut kematian, aku sudah siap jika Tuhan mencabut nyawaku kapan saja. Yang aku takutkan adalah aku mati sebelum bisa melihat senyuman Jongwoon hyung yang dulu. Senyum bahagia yang selalu ia sunggingkan setiap hari. Tuhan, aku ingin melihat Jongwoon hyung menjadi penyanyi terkenal dan menyanyikan lagu untukku dengan senyumannya yang dulu. Meskipun aku harus menunggu, aku siap melakukannya.

End of Kyuhyun POV

.:TY:.

Setelah tiga hari absen, akhirnya hari ini Jongwoon mengizinkan Kyuhyun kembali bersekolah seperti biasa. Kyuhyun sudah hampir mati bosan karena selalu berada di dalam rumah kecil itu sekarang terlihat lebih bersemangat. Namun, warna pucat yang beberapa hari terakhir ini tergambar jelas di wajah Kyuhyun membuat Jongwoon sangat khawatir dan ragu dengan keputusannya.

“Wookie hyung, aku sudah kembali.” Suara riang Kyuhyun memenuhi seisi kelas membuat beberapa orang yang berada di kelas itu menengok kearah sumber suara. Ryeowook yang sejak tadi sedang sibuk mengobrol dengan temannya sedikit shock dan tiba-tiba melompat turun dari kursinya dan memeluk tubuh tinggi Kyuhyun.

“Kyu, aku merindukanmu. Sudah tiga hari ini aku duduk sendiri. Kau tahu, aku sangat kesepian.” Ucap Ryeowook dengan nada yang didramatisir.

Aish! Kau ini berlebihan sekali sih Wookie hyung.” Balas Kyuhyun seraya menjauhkan diri dari pelukan Ryeowook yang jauh lebih pendek darinya.

“Kau ini, aku serius. Aku kan.. Tunggu dulu, kau tadi memanggilku apa? H.. hyung?” Ryeowook menatap horror sahabatnya. Disentuhnya kening Kyuhyun, memastikan bahwa otak namja penggila game ini masih berfungsi dengan baik. “Kau pasti menginginkan sesuatu dariku kan?” Selidik Ryeowook. Sepertinya dia sudah sadar sekarang. Kyuhyun akan bersikap manis padanya jika menginginkan sesuatu.

“Aku ketahuan ya, hehehe.” Tawa Kyuhyun seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Aku ingin minta bantuanmu hyung. Kau mau membantuku kan?” Tanya Kyuhyun dengan tampang memohon.

“Baiklah, aku akan membantumu. Aku tahu kau akan terus memohon seperti ini sampai aku bilang ‘ya’.” Tutur Ryeowook sedikit kesal dengan sifat keras kepala Kyuhyun.

“Janji?” Tanya Kyuhyun seraya mengengkat jari kelingkingnya.

Ne, aku berjanji Kyuhyunnie~” Jawab Ryeowook seraya menyambut kelingking Kyuhyun yang bebas.

“Ayo ikut aku.” Senyum manis terukir indah di wajah pucat Kyuhyun. Kyuhyun segera menarik tangan Ryeowook yang tadi masih bertautan dengan tangannya. Disambarnya tas Ryeowook dari bangku dan mereka segera meninggalkan sekolah.

“Hei, kau mau mengajakku bolos eoh? Kau mau kemana Kyu?” Perotes Ryeowook yang sejak tadi ditarik Kyuhyun. Sekarang mereka sudah berada di halte bus. Kyuhyun mendudukkan dirinya dan mengambil sesuatu dari tasnya. Ryeowook yang masih nampak bingung ikut mendudukkan dirinya pada bangku di halte tersebut.

“Aku ingin ke Seoul untuk mengantarkan CD demo ini ke perusahaan rekaman.” Ucap Kyuhyun dengan mata berbinar. Ada secerca semangat yang terpatri dalam manik onyx Kyuhyun, membuat Ryeowook yang semula ingin menolak ajakan Kyuhyun segera mengurungkan niatnya. “Aku ingin Jongwoon hyung bahagia. Selama ini aku hanya bisa menyusahkannya saja. Untuk sekali ini saja, aku ingin menjadi orang yang berguna untuk Jongwoon hyung.” Lanjut Kyuhyun, kali ini dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Apa kau kuat Kyu?” Hanya itu yang terucap dari mulut Ryeowook. Namja mungil ini tengah menahan air mata yang sudah mengumpul di pelupuk matanya.

“Hmm, aku tidak selemah itu hyung, aku masih sehat kok. Kalau aku sakit Jongwoon hyung pasti sudah melarangku masuk sekolah dan memaksaku tidur di rumah.” Kesal Kyuhyun mengingat sikap hyungnya yang over protektif.

“Baiklah, asal kau berjanji kita akan langsung pulang setelah ini.”

“Eum, aku berjanji.”

.:TY:.

Sore hari yang cerah di kota Mokpo tidak mempengaruhi suasana hati Jongwoon yang tengah kalut. Bagaimana tidak, saat pulang sekolah tadi ia tidak menemukan Kyuhyun dikelasnya. Teman-temannya bilang Kyuhyun tadi pagi datang tiba-tiba dan membawa Ryeowook keluar kelas. Mendengar itu, Jongwoon segera berlari dan mencari Kyuhyun ditempat-tempat yang biasa Kyuhyun datangi, mulai dari game center, tepi pantai, toko musik, dan rumah Ryeowook, sama sekali tidak ditemukan keberadaan Kyuhyun. Akhirnya Jongwoon menyerah dan memutuskan pulang kerumah. Mungkin Kyuhyun sudah pulang kerumah, pikir Jongwoon.

Lagi-lagi Jongwoon kalut saat menemukan kondisi rumah yang kosong, ternyata Kyuhyun belum pulang ke rumah. Akhirnya Jongwoon mencari Kyuhyun secara random, toko-toko, beberapa rumah teman Kyuhyun yang Jongwoon kenal, bahkan di sepanjang jalan matanya awas mencari sosok Kyuhyun. Jongwoon bahkan rela meminta izin untuk tidak bekerja hari ini hanya demi mencari Kyuhyun. Setelah berjam-jam mencari Kyuhyun, dengan tenaga yang tersisia Jongwoon memutuskan untuk pulang ke rumah seraya berdoa dia akan menemukan namdongsaengnya sudah berada di rumah menunggunya.

‘Krieet’ bunyi besi beradu pada engsel pintu terdengar saat Jongwoon membuka pintu rumahnya. Jongwoon melangkah perlahan, menelusuri rumah mungilnya, berharap Kyuhyun sudah pulang. Tatapannya tertuju pada rak sepatu yang ada di samping pintu masuk, sudah ada sepatu Kyuhyun di sana. Dengan cepat, Jongwoon berlari ke kamar tidur mereka dan menemukan Kyuhyun yang tengah tersenyum kearahnya.

“Kau sudah pulang hyung? Tumben kau pulang cepat. Ada yang..”

“Kemana saja kau sejak tadi, eoh? Aku mencarimu kemana-mana Kyu! Aku bahkan tidak bekerja hanya untuk mencarimu. Kenapa kau selalu membuatku khawatir? Apa kau tahu seberapa paniknya aku saat temanmu bilang kau tidak masuk sekolah?!” Cecar Jongwoon pada namdongsaeng kesayangannya itu.

“A-aku, mianhae hyung.” Sepertinya Kyuhyun kehabisan kata-kata. Tak pernah sekalipun Jongwoon berteriak dihadapannya seperti ini. Tidak pernah sekalipun ia melihat raut kekecewaan terukir di wajah tampan hyungnya itu. Lagi-lagi Kyuhyun merasa tidak berguna, Kyuhyun merasa ia hanya bisa merepotkan Jongwoon saja.

“Sudahlah, kau pasti belum makan. Aku akan mencarikan makan malam untuk kita berdua.” Ujar Jongwoon pelan seraya berbalik dan keluar rumah. Seiring langkah Jongwoon meninggalkan rumah, air mata Kyuhyun mengalir tanpa bisa ditahan. Dan secara bersamaan, Jongwoon menangis dalam diam. Air mata yang sama, namun kondisi yang berbeda. Kyuhyun yang merasa sangat tidak berguna dan Jongwoon yang merasa lega melihat namdongsaengnya sudah pulang dengan selamat.

Jongwoon melangkah perlahan mencari makanan yang bisa dimakan. Akhirnya Jongwoon memutuskan membeli dua bungkus ramyun dan kembali ke rumah. Jongwoon langsung berjalan ke dapur dan memasakkan ramyun itu untuk dirinya dan Kyuhyun. Setelah matang, Jongwoon beranjak ke kamarnya dan Kyuhyun untuk mengajak Kyuhyun makan bersama.

“Kyunnie, ayo bangun. Makanannya sudah matang.” Suara lembut Jongwoon tak dihiraukan oleh Kyuhyun. Kyuhyun masih setia dengan posisi tidurnya yang membelakangi Jongwoon.

“Apa tadi hyung terlalu keras padamu eoh? Kalau begitu hyung menta maaf ne. Hyung khawatir sekali dengan keadaanmu. Kau tahu kan hyung sangat menyayangimu.” Ucap Jongwoon seraya duduk di pinggir tempat tidur dan mengelus punggung besar namdongsaengnya. Sekarang Kyuhyun sudah tumbuh besar, bahkan lebih tinggi dari dirinya. Kyuhyun kecilnya yang manis sudah tumbuh menjadi remaja dengan tingkah yang masih sangat kekanak-kanakan.

“Kyu, kalau kau tidak bangun makanannya dingin loh.” Kali ini tangan Jongwoon beralih ke pipi chubby Kyuhyun, bermaksut membelai pipi kenyal itu.

Deg.

“D-dingin sekali.” Tangan Jongwoon menegang saat bersentuhan dengan kulit pucat Kyuhyun yang sangat dingin. “Kyu? Kyuhyunnie. Ireona.” Jongwoon mengguncangkan bahu Kyuhyun pelan, berusaha membangunkan dongsaengnya. Tidak ada reaksi berarti yang ditimbulkan tubuh lemah Kyuhyun. Dengan cepat, Jongwoon memposisikan Kyuhyun di punggung kecilnya dan menggendong Kyuhyun menuju rumah sakit. Jongwoon sudah tidak peduli lagi dengan udara dingin malam itu. Bahkan Jongwoon tidak mengenakan alas kaki. Yang Jongwoon pikirkan adalah bagaimana cara membawa Kyuhyun ke rumah sakit secepatnya.

—Rumah Sakit—

“Jongwoon-ssi­, kondisi Kyuhyun saat ini sudah mulai stabil. Sepertinya dia mengalami tekanan mental yang cukup kuat sehingga membuatnya tidak sadarkan diri. Sekali lagi aku menyarankan, Kyuhyun harus segera dioperasi. Jika seperti ini terus, aku takut tumornya akan membesar atau bahkan akan menjadi kanker.” Tutur dokter kepada Jongwoon.

Ne, aku akan membujuk Kyuhyun untuk melakukan operasi secepatnya.” Hanya itu yang bisa Jongwoon katakan. Dengan gontai, Jongwoon melangkah keluar ruang dokter dan menemui Kyuhyun di kamar rawat.

Jongwoon membuka kamar rawat Kyuhyun perlahan, melihat sosok lemah Kyuhyun terbaring di ranjang rumah sakit dengan selang infus tertancap di tangannya. Perlahan, Jongwoon melangkahkan kakinya ke arah Kyuhyun dan duduk di kursi, samping tempat tidur. Dielusnya wajah pucat Kyuhyun yang sinarnya sudah mulai redup akhir-akhir ini. Senyum Kyuhyun yang dulu sangat bercahaya kini tersamarkan dengan raut pucat yang terlukis di wajah indah Kyuhyun.

Hyung, mianhae. Jongmal mianhae. Aku hanya bisa merepotkanmu. Semua tidak akan seperti ini jika aku tidak sakit. Kita akan pergi ke Seoul dan hidup bersama. Kau akan menjadi penyanyi terkenal dan aku akan melanjutkan sekolah disana. Aku..”

“Ssst, unljima Kyuhyunnie.” Potong Jongwoon seraya menghapus air mata yang mengalir di sudut mata Kyuhyun yang sedikit terpejam. “Tidak seharusnya kau minta maaf. Justru hyung yang harus meminta maaf padamu. Selama ini hyung tidak bisa menjagamu dengan baik. Mian.” Lanjut Jongwoon lirih.

Beberapa saat berlalu dalam diam. Jongwoon masih setia membelai wajah Kyuhyun dan Kyuhyun sangat menikmati sentuhan hangat yang diberikan Jongwoon hyungnya.

“Kyu, berjanjilah kau akan melakukan operasi.” Ujar Jongwoon tiba-tiba.

“Aku akan berjanji asal hyung berjanji satu hal padaku.” Jawab Kyuhyun cepat. Diotaknya sudah siap rencana yang ia susun beberapa hari yang lalu.

“Baiklah, aku akan berjanji apa saja asal kau mau melakukan operasi.” Kali ini suara Jongwoon terdengar riang.

Jinjja?” Tanya Kyuhyun memastikan.

“Hmm, apa yang kau inginkan dariku. Aku akan menepatinya mesipun itu akan membunuhku.” Ujar Jongwoon dibuat-buat sehingga Kyuhyun tergelak melihat tingkah hyungnya yang terkenal aneh itu.

“Berjanjilah setelah lulus kau akan pergi ke Seoul sendiri. Aku tetap akan berada di sini. Tadi aku ke Seoul dan mengantarkan CD demo yang hyung buat setahun yang lalu ke salah satu perusahaan terkenal di Seoul dan mereka menyuruhku memberikan ini padamu.” Celoteh Kyuhyun seraya mengambil secarik kertas lalu ia serahkan pada Jongwoon.

“Ini..”

“Ya, itu kontrak eksklusif dari SM Entertainment.” Senyuman indah terukir di wajah Kyuhyun dan Jongwoon. Joongwoon segera bangkit dari duduknya dan memeluh tubuh Kyuhyun yang terbaring di tempat tidur seraya bergumam ‘gomawo’ berkali-kali.

.:TY:.

“Pemenang kategori solo pria terbaik diraih oleh Yesung.” Suara riuh tepuk tangan menyambut sosok namja tampan yang dibalut kemeja baby blue yang sedikit tertutupi dengan vest merah gelap, membuat penampilan namja tampan bersuara merdu itu sangat berkilau hari ini.

Chukkae Yesung-ssi. Silahkan memberikan beberapa patah kata untuk fans anda.” Ujar Leeteuk, sang pembawa acara, seraya menyerahkan tropi penghargaan kepada Yesung.

Ne, terima kasih untuk semua yang yang sudah mendukungku selama ini. Ini adalah penghargaan pertamaku di Seoul Music Award. Terima kasih kepada CEO SM Entertainment, Kim Young Min dan Lee Soo Man. Terima kasih juga kepada managerku yang selalu mendampingiku. Kepada fansku yang selau mendukungku, saranghaeyo. Dan, spesial untuk seseorang yang sangat berarti untukku. Orang yang telah menjadikanku seperti sekarang, orang yang sangat berjasa pada karirku, namdongsaengku yang berada di Mokpo, Kyuhyun. Jika kau menonton acara ini, hyung akan segera kembali. Tunggulah hyung sebentar lagi, kau harus kuat.” Kata-kata terakhir yang terucap dari bibir Jongwoon, atau sekarang ia dikenal dengan nama Yesung, membuat pertahanannya runtuh seketika. Air mata yang ia tahan mengalir tanpa bisa dibendung.

Sudah sekitar tiga tahun ia meninggalkan Mokpo tanpa ada kesempatan sekalipun untuk kembali ke kampung halamannya. Ia telah berjanji pada Kyuhyun bahwa ia akan kembali ke Mokpo dengan membawa penghargaan dari Seoul Music Award. Selama tiga tahun ini, ia hanya berkirim surat dengan Kyuhyun.

Kyuhyun sekarang sudah menemukan orang tua kandungnya dan tinggal bersama mereka di Mokpo. Meskipun sudah melakukan operasi beberapa kali, namun kondisi Kyuhyun masih belum stabil. Kyuhyun harus sering melakukan check up dua minggu sekali. Bahkan, ada dokter khusus yang menjaga Kyuhyun 24 jam di rumahnya.

‘Kyuhyunnie, tunggu sebentar lagi ne, hyung akan segera kembali.’

.:TY:.

“Jongwoon-ssi?” Merasa namanya disebut, Jongwoon memutar tubuhnya dan mencari siapa yang memanggilnya. Terlihat  seorang namja tinggi bertubuh atletis sedang tersenyum kearahnya, menampilkan lesung pipi sehingga membuat wajahnya sangat menawan. Disebelahnya, seorang namja yang jauh lebih pendek sedang melambaikan tangan kearahnya yang Jongwoon yakin itu adalah Ryeowook, sahabat Kyuhyun.

“Selamat datang kembali di Mokpo, hyung.” Sapa Ryeowook saat Jongwoon sudah berada di sebelahnya.

Ne, dimana Kyuhyun? Dia berjanji padaku akan menjemputku disini.” Ujar Jongwoon seraya menyapu pandangannya ke seluruh terminal, mencari sosok Kyuhyun yang sangat ia rindukan.

“Kondisi Kyuhyun sedikit kurang baik hari ini, jadi dia tidak bisa menjemputmu.” Tutur namja bertubuh atletis itu.

“Ah, sepertinya aku belum pernah melihatmu. Kim Jongwoon imnida.” Ucap Jongwoon seraya mengulurkan tangannya kepada namja tampan bertubuh atletis yang datang bersama Ryeowook itu.

“Choi Siwon imnida. Aku adalah dokter yang merawat Kyuhyun selama tiga tahun ini. Dia banyak bercerita tentangmu, Jongwoon-ssi.” Siwon segera menyambut uluran tangan Jongwoon. “Kalau begitu, ayo kita pergi. Kyuhyun sudah tidak sabar ingin bertemu deganmu.” Lanjut Siwon dan memimpin perjalanan menuju mobilnya yang diparkir tidak jauh dari terminal.

Selama perjalanan, Ryeowook banyak bercerita tentang keadaan Kyuhyun kepada Jongwoon selama tiga tahun terakhir. Jongwoon sangat shock saat Siwon memberi tahu kondisi Kyuhyun yang sepertinya hanya tinggal menunggu keajaiban terjadi. Ia tidak menyangka ternyata kondisi Kyuhyun sudah separah itu. Siwon bilang, Kyuhyun dapat bertahan sampai saat ini hanya untuk menunggu hyungnya kembali dan menepati janjinya.

Tanpa terasa, mereka telah tiba di kediaman keluarga Cho. Siwon memarkirkan mobilnya di garasi dan membantu Jongwoon membawa beberapa barang yang dibawa Jongwoon masuk ke dalam. Di ruang tengah, terlihat Tuan dan Nyonya Cho sedang membujuk Kyuhyun untuk makan, sedangkan kakak perempuan Kyuhyun sedang berusaha menyuapi Kyuhyun.

“Siwonnie, cepat kemari. Kyuhyun mogok makan lagi.” Ujar Ahra yang mulai kesal dengan tingkah Kyuhyun.

“Aku sudah kenyang noona, jangan paksa aku makan lagi.” Suara Kyuhyun terdengar sangat lemah. Jongwoon tidak tega melihat keadaan Kyuhyun sekarang. Surai lembut sewarna madu itu sudah tidak menutupi bagian atas kepala Kyuhyun, hanya ada topi berwarna krem lembut yang menutupi kepala Kyuhyun. Tubuh Kyuhyun yang semakin kurus dan pucat hanya bisa terduduk lemah di atas kursi roda.

“Kyunnie, apa kau ingat ini hari apa?” Siwon yang tadi masuk lebih dulu kini berlutut di depan kursi roda Kyuhyun, mensejajarkan pandangannya dengan Kyuhyun.

“Ini hari sabtu hyung, waeyo?” Tanya Kyuhyun tidak mengerti.

“Kau lupa hari ini ada seseorang yang ingin kau temui hmm?” Kali ini Siwon mengalihkan pandangannya pada Jongwoon dan memberi tanda agar Jongwoon mendekat kearah mereka. Ryeowook yang sejak tadi berada di belakang Jongwoon mendorong punggung sunbaenya perlahan agar Jongwoon bergerak.

Kyuhyun yang tampak mengingat sesuatu mengikuti arah pandang Siwon dan menemukan sosok Jongwoon yang tersenyum kearahnya dan berjalan mendekatinya. Seketika itu juga, wajah Kyuhyun berseri dan menampilkan senyuman yang sangat Jongwoon rindukan. Senyuman jenaka yang membuat Jongwoon tidak bisa melupakan namdongsaengnya barang sedikitpun.

Hyung sudah kembali dan membawa penghargaan ini untukmu.” Ujar Jongwoon lembut seraya menyerahkan sebuah tropi berwarna bronze kepada Kyuhyun. Kyuhyun menyentuh tropi itu sesaat lalu mengalihkan pandangannya kepada Jongwoon dan memeluknya erat.

Bogoshipo hyung, jongmal bogoshipoyo.” Suara Kyuhyun terdengar sangat lemah di telinga Jongwoon. Tangan Jongwoon yang bebas mengusap punggung Kyuhyun berkali-kali, berusaha memberikan ketenangan kepada Kyuhyun. “Hyung, sekarang saatnya kau menepai janjimu.” Tutur Kyuhyun setelah ia melepaskan pelukannya dari Jongwoon.

“Aku sudah membawakan tropi SMA untukmu. Memangnya aku punya janji apa lagi padamu, hmm?” Tanya Jongwoon penasaran.

“Waktu itu kau belum mengajakku bermain di laut. Kau janji kita akan main bersama hyung.” Kesal Kyuhyun karena Jongwoon melupakan janjinya.

“Ah, itu sudah lama sekali Kyunnie. Ternyata kau masih ingat ya.” Ujar Jongwoon seraya menepuk pelan pipi Kyuhyun yang masih terlihat chubby itu.

“Emm, apa itu tidak apa-apa? Kyuhyun masih sangat lemah sehabis operasi kemarin.” Ujar Nyonya Cho seraya mengelus pundak Kyuhyun lembut.

Ne, gwaenchana ahjumma. Kalau hanya ke pantai saja menurutku tidak apa-apa.” Siwon menaggapi ucapan Nyonya Cho seraya mengerlingkan matanya kepada Kyuhyun.

“Aaaa, gomawo hyung.” Riang Kyuhyun seraya memeluk Siwon yang masih setia berlutut dihadapan Kyuhyun.

—Skip Time—

Saat ini Jongwoon tengah mendorong kursi roda Kyuhyun di tepi pantai. Dibelakang mereka tampak Siwon dan Ryeowook yang mengikuti seraya menikmati udaha pantai yang segar dan asin. Cuaca sangat cerah hari ini. Langit berwarna biru terang terlihat bercahaya karena pantulan sinar matahari.

Hyung, kemarin aku menonton acara SMA dan menunggumu muncul di TV. Suaramu benar-benar bagus hyung. Tidak salah keputusanku waktu itu membawa CD demo milikmu ke Seoul.” Tutur Kyuhyun dengan riang. “Aku juga menyukai nama panggungmu, Yesung. Cocock sekali denganmu hyung.” Setelah itu terdengar celotehan Kyuhyun tentang kehidupannya selama ini. Sesekali Jongwoon hanya menanggapi dengan anggukan atau gelengan jika Kyuhyun menengok kebelakang dan bertanya sesuatu padanya.

Hyung, bisakah kita berhenti disini? Aku ingin sedikit bersantai.” Tanya Kyuhyun seraya menengok kearah Jongwoon.

Ne, kau bisa menikmati udara disini. Pemandangan dari sini memang terlihat bagus.” Jawab Jongwoon dan menghentikan kursi roda Kyuhyun lalu duduk di atas pasir.

Hyung, aku juga mau duduk dibawah.” Seru Kyuhyun sambil menggerak-gerakkan badannya lucu.

Aigoo, banyak sekali sih permintaanmu. Seudah seperti tuan putri saja.” Keluh Jongwoon dengan nada bercanda.

“Kita kan baru bertemu lagi hyung, aku ingin bermanja-manja denganmu sebelum terlambat.” Gumaman Kyuhyun lirih disertai senyuman jenaka khas Kyuhyun.

Akhirnya, dibantu Jongwoon, Siwon dan Ryeowook, Kyuhyun bisa duduk di pasir dengan dialasi selimutnya yang tadi menutupi tubuhnya. Kini tubuh Kyuhyun yang sedikit menggigil ditutupi oleh jaket Siwon yang ukurannya sedikit kebesaran untuk Kyuhyun.

Angin semilir membuat pohon-pohon yang ada di sekitar pantai bergoyang layaknya penari yang mengikuti irama deburan ombak. Jongwoon, Kyuhyun, Siwon, dan Ryeowook sibuk menyelami pikiran masing-masing seraya menikmati belaian angin semilir yang menerpa wajah mereka. Kyuhyun menyandarkan kepalanya pada bahu Jongwoon, merasakan kehangatan yang menguar dari tubuh hyung kesayangannya itu. Lama-kelamaan, Kyuhyun mulai menutup kelopak matanya, menyembunyikan manik berwarna onyx indah itu untuk selamanya.

The End

10 thoughts on “Waiting For You // YeKyu Brothership by Takahashi Yuzu

  1. annyeong. . Takahashi Yuzu, ffnya keren. . . Meski typony lumayan betebaran. . Hehe. . *reader yg terlalu bnyk komentar ne. .*
    hadeh. . Msak kyu nya mati sih? Bkin hrpan baru bwt awan n reader2 laennya dong, please jgn bkin kyu mati. . *hiks saya tdk tega ToT
    oh iya bikin sequelny bole dong, yg yewook okey -_-d wkwk. . .

  2. Yuzu-san..
    sweet bner dah ah si Kyu dibikin wafat pas Yeppa menepati janjiny.
    tapi ksian ma Yeppa jadinya.
    Masa niat mau nyenengin, malah sedih gt,, heuh..

  3. endingnya mengingatkanku pada film my girl (kl ga salah)
    yang main song hye kyo sm cowonya aku lupa
    meninggal disamping orang yang disayang
    haduh…nangis bombay saya. TT.TT

  4. hadueh.,.koq sad ending sieh.,.qu kan jdi x mewek nieh…klo msalah yg sad2 qu plg lebeh org x…
    qu jdi ksian bnget me yeppa..d tnggal mati namdongsaeng a.k.a kyuppa untk slamanya…(yaiyalah di tinggal mati slamanya,masa d tnggl mati 1 jam doang…..kekeke)…..
    tpi jjur deh…author x daebak bnget…qu jdi suka nieh yekyu…tpi yewook qu neomu..neomu jhoa hae…kekeke…
    eh.,.bkin squelnya dong…qu pkir dg bgitu ada msa reinkarnasi (bner kgak tlisannya????) untuk kyuppa gitu.,.
    kekeke.,.qu baxk bnget ea mau x…(bru nyadar..
    .hmmmm.,d tnggu other ff yang hurt,angst and sad qmu ea…^_^

  5. hiks …. hiks …. hiks …

    author hebat banget !!! daebak !!! sampe bikin aku nangissssss ….

    kyu oppa jangannnn pergiiiiiiii …….. 😥

Leave a reply to Iramikha Cancel reply