Always in My Heart // Chapter 3

Chapter 3~

.

Ryeowook berdiri di luar ruang persembahan untuk Youngwoon. Dia tak punya keberanian untuk masuk ke dalam ruang dimana dipenuhi sanak- saudara dari appanya yang meninggal kemarin.

Ditatapnya Kyuhyun yang terus menangis sendirian juga Jungsoo yang berusaha menenangkannya.

Matanya kembali terasa panas dan berkaca- kaca.

“Wookie.” Lembut—Yesung menepuk bahunya. “Gwaenchana? Kenapa kau tidak masuk ke dalam?”

Ryeowook menggeleng pasrah sambil menghapus air matanya yang menetes lagi. “Aku tidak berani. Mereka semua menatapku sebagai seorang pembunuh. Karena aku, appa jadi pergi meninggalkan kami. Seharusnya aku tak mengusulkan untuk memancing.” Bisiknya parau.

Yesung hanya diam saja sambil menghela nafas. Namja itu melirik Sungmin dan Henry yang ikut terdiam disampingnya. “Kalian berdua sangat dekat dengan Kyuhyun, lebih baik masuk dan bicara dengannya sekarang. Mungkin dia akan merasa lebih baik.”

“Aku mau keluar sebentar.” Gumam Ryeowook lagi.

Saat Yesung berniat mengikutinya, namja itu langsung menoleh. Mengisyaratkan pada Yesung untuk tidak mengikutinya. Ryeowook kembali berjalan lunglai meninggalkan Yesung sendirian yang memandanginya serba salah.

.

~Ryeowook pov~

Salahku…

Ini semua salahku…

Seharusnya tak perlu terjadi hal ini. Kalaupun harus ada yang mati dengan cara seperti itu, kenapa tidak aku saja? Kenapa harus appa! Pernikahannya dengan ummaku baru berlangsung sebulan lebih, Kyuhyun masih sangat membutuhkannya, kenapa bukan aku saja!!

TUHAN! KENAPA BUKAN AKU?!!

BRUGH! Aku terjatuh di teras rumah yang penuh dengan berbagai karangan bunga.

“Appa…”

Lagi- lagi aku hanya bisa menangis. Sejak kemarin, sejak aku tak melihat appa dibelakangku, aku hanya bisa menangis. Aku hanya bisa memanggilnya. Sekalipun yang kulakukan itu mustahil, aku tetap hanya bisa melakukan hal itu.

Yang lebih membuatku sakit adalah tatapan mata Kyuhyun…

Bahkan kini aku takut untuk menatap matanya, mendengar suaranya, bahkan aku takut dia melihat kearahku. Aku sangat takut…

“Mianhae… Hiks—Mianhae, Kyuhyun…”

~Ryeowook pov end~

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0

Hening…

Hanya itu yang kini terasa di rumah keluarga Kim. Sejak kepergian Youngwoon satu minggu yang lalu Kyuhyun hanya mengunci dirinya di kamar bahkan membolos dari sekolahnya. Tak ada seorangpun yang bisa mengusiknya dan dia hanya akan keluar jika butuh sesuatu. Kyuhyun terlalu enggan untuk bicara.

Jungsoo sendiri tak tahu harus bagaimana. Baginya, untuk sementara lebih baik dia membiarkan Kyuhyun seperti itu.

Sedangkan Ryeowook, tak beda jauh dengan Kyuhyun. Dia lebih sering mengurung diri di kamar. Namun bedanya, Ryeowook masih tetap datang ke sekolahnya dan berusaha bersikap biasa saja meski hatinya hancur.

Malam itu, Jungsoo duduk sendirian di ruang makan. Sejak kepergian Youngwoon, kedua putranya tak ada lagi yang makan bersama dengannya.

Meski terlihat makan, sesungguhnya Jungsoo hanya makan sedikit. Sesekali dia melirik kearah tiga kursi kosong di sekitarnya dan hanya bisa menghela nafas, atau mungkin kembali menangis.

TEP~ Suara langkah kaki membuyarkan pikirannya. Ditatapnya Kyuhyun yang kini berdiri di ambang pintu dapur dan menatapnya tanpa ekspresi.

“Kyuhyunnie, kau lapar?” Tanyanya selembut mungkin sambil menghapus air matanya.

“Kenapa kau masih disini?” Tanya Kyuhyun datar.

“Eh?”

“Appa tak ada lagi, kenapa kau masih berada di rumah ini? Seharusnya kau pergi saja, kau tak perlu merasa bertanggung jawab atas diriku. Aku bukan anak kecil yang harus kau jaga. Bagaimanapun juga aku bukan putramu.”

Jungsoo terdiam mendengar semua ucapan Kyuhyun. Sinar matanya berubah pilu namun perlahan dia menyunggingkan senyumannya. “Kemarilah.”

“JANGAN TERSENYUM!” Kyuhyun mulai berseru sambil memukul tembok dengan raut wajah frustasi. Dia menggigit bibir bawahnya sambil menatap Jungsoo dengan raut wajah kacau, menahan emosinya yang berantakan.

Jungsoo perlahan berdiri. “Kemari, chagiya…”

“HENTIKAN!” Kyuhyun kenbali menjerit, namun kali ini air matanya mengalir.

“Kyu…”

“Hentikan… Kenapa kau tetap memperlakukanku dengan lembut?! Seharusnya kau membuangku juga?! Aku sendirian! Aku sebatang kara! Kenapa kau tetap berada disini! Itu akan membuatku semakin terluka!” Kini Kyuhyun terduduk di lantai dan menangis pilu sambil memegangi dadanya yang terasa sakit. “Appa…”

Air mata Jungsoo tak bisa ditahan, yeojya itu melangkah hati- hati mendekati Kyuhyun dan memeluknya. “Aku… Boleh memelukmu, kan?”

“Kenapa anakmu mengajak appaku memancing di musim dingin! Kenapa dia membunuh appaku?! Appa sangat menyayanginya, tapi dia membunuh appaku!”

“Wookie tidak membunuhnya…” Suara Jungsoo tercekat. “Itu kecelakaan.”

“Kau hanya melindunginya, kan?! Ini semua salahnya!”

“Aniya, Kyuhyun.” Jungsoo semakin erat memeluknya sambil menangis pilu. Berulang kali ditekankan pada dirinya sendiri, dia harus tenang. Dia tak boleh terbawa perasaan Kyuhyun. Dia ummanya sekarang.

Perlahan, tangan Kyuhyun mencengkram kaus Jungsoo. “Wae…” Isaknya lagi tertahan. “Apa salahku sehingga Tuhan mengambil semua orang yang kusayangi? Kenapa Tuhan membiarkanku hidup sebatang kara seperti ini…?”

Air mata Jungoo mengalir semakin deras. “Uljima, chagiya…” Bisiknya parau setengah berbisik.

“Dan sekarang aku sendirian… Apa yang bisa kulakukan…”

“Ani, kau tidak sendirian. Umma akan selalu ada disisimu…”

“Kau bahkan bukan umma kandungku!” Kyuhyun menatap mata Jungsoo pilu. “Kau bukan ummaku. Kalau kau jengah, kau juga akan meninggalkanku! Jangan berikan aku harapan!”

Jungsoo hanya bisa terisak sambil terus mendekap Kyuhyun. “Aniya, umma akan terus disisimu. Menjagamu. Mulai sekarang, biarkan aku masuk ke dalam duniamu, Kyuhyun.” Bisiknya sambil mencium puncak kepala Kyuhyun lembut.

Tak ada jawaban dari bibir Kyuhyun, namja itu terus menangis sambil memegangi lengan Jungsoo dengan tubuh gemetaran.

Di balik tembok dapur, Ryeowook menyeret langkahnya yang sangat berat sambil berpegangan ke tembok. Satu tangannya mendekap mulutnya agar suara isakannya tidak keluar. Perlahan dia bersandar di tembok dan merosot jatuh sambil menggigit bibir bawahnya.

Sebisa yang dia lakukan, dia hanya ingin menangis tanpa isakan.

Sakit hatinya harus di luapkan bagaimanapun caranya. Dan menangis adalah cara paling tepat untuk mengobati perasaan bersalah yang selalu menghantuinya.

0o0o0o0o0o0o0o0

“Kyuhyun~!” Henry berlari dan langsung memeluk Kyuhyun saat melihat namja itu sudah duduk di kursinya. Kursi yang sudah satu minggu kosong itu kini ditempati lagi. “Aigoo, akhirnya kau masuk juga!”

“Mian membuatmu khawatir.” Kyuhyun menyunggingkan senyum tipis. Terpaksa.

Henry balas tersenyum sambil duduk di kursi disamping Kyuhyun. “Bagaimana kondisimu? Apa kau baik- baik saja?”

“Hmm..” Kyuhyun mengangguk.

Kedua namja itu langsung saling terdiam.

“Ngg…” Perlahan Henry menggaruk kepalanya yang sesungguhnya tidak terasa gatal. Mata sipitnya melirik ke arah Kyuhyun ragu. “Soal kematian appamu juga Woo_”

“Jangan sebut namanya.” Kyuhyun memotong cepat. Kini tatapan matanya tampak sangat dingin menatap Henry. “Untuk sementara, jangan ungkit hal itu. Aku baru saja bangkit dari keterpurukanku, aku tak mau kau membicarakannya.”

“Ah, baiklah.” Henry menghela nafas berat.

.

~Kyuhyun pov~

Aku tak tahu apa yang harus kulakukan kalau mendengar nama itu. Aku berani bertaruh emosi dan perasaanku akan semakin kacau tak karuan. Aku tak mau melihat wajahnya karena aku tak mau memukulnya.

Meski sesungguhnya sangat ingin kupukul dia sampai dia berlutut minta maaf kepadaku.

Tapi setiap aku berpikir begitu, aku kembali sadar. Buat apa kulakukan hal seperti itu? Sekalipun kuhabisi dan kubunuh dia dengan caranya membuat appa pergi, appaku tetap tak akan kembali. Jadi, daripada aku melakukan tindak kriminal, lebih baik menghindarinya.

Aku tak mau melihat wajahnya.

Dan yeojya itu… U-umma… Ish! Aku tak percaya kalau kali ini aku benar- benar memanggilnya umma.

Apa benar yang dikatakannya? Apa benar dia tak akan meninggalkanku? Apa dia tak akan berbohong padaku? Bagaimanapun juga aku bukanlah anak kandungnya. Aku bahkan tak pernah memperlakukannya secara baik selama ini…

Apa dia tidak akan meninggalkanku seperti umma dan appa?

.

Matahari perlahan terbenam. Seharian ini aku lebih banyak merenung di kelas, aku bahkan tak terlalu mengerti apa yang sonsaengnim ajarkan tadi. Dan saat ini, aku berdiri di depan rumahku yang kini mengeluarkan aura keheningan.

Rumah ini seakan mati…

Aku melangkah masuk ke dalam rumah tanpa salam, sebuah suara yang agak ramai membuatku terpaku di depan pintu, suara itu terdengar dari ruang keluarga. Ramai sekali… Ada siapa?

Kuputuskan untuk melihat kesana, namun langkahku terhenti saat kudengar suara seorang pria yang kuyakini itu suara Heechul ahjussi, kakak dari appaku.

“Kau bukan orang tua kandung Kyuhyun, kau bahkan baru menikah dengan adikku selama satu bulan.”

Mereka sedang membicarakan apa?

“Bilang saja kau hanya ingin mengambil alih perusahaan milik Youngwoon untuk kau berikan kepada putramu sendiri, kan?” Kali ini suara ahjumma, istri Heechul ahjussi. Tunggu! Mengambil alih perusahaan appa? Nuguya?

Selama beberapa saat tak ada yang kudengar.

“Aku tak perduli masalah perusahaan atau apapun itu.” Kali ini suara umma. “Kyuhyun adalah putra tunggal sah dari mendiang suamiku, aku tak akan menyentuh harta milik Kyuhyun sepeserpun. Aku tetap bertahan dirumah ini untuk melindunginya. Meski bukan anak yang kulahirkan dari rahimku, dia tetaplah putraku. Putra dari suami yang sangat kucintai.”

Dia… Serius mengatakannya?

“Kalian tak tahu bagaimana anak itu melewati harinya sejak appanya meninggal, akulah yang menatap Kyuhyun jadi akulah yang paling memahaminya. Aku tak akan meninggalkannya karena itulah yang kukatakan padanya, aku sudah mengikat janjiku dengannya.”

Dia serius…?

“Silahkan kalian mencapku sebagai yeojya yang bersikap buruk, tapi aku hanya ingin melindungi anak- anak juga keluargaku.”

Dia memang serius…?

TES~ Perlahan air mataku kembali menetes. Dengan langkah hati- hati kutinggalkan ruangan itu sehingga yang kudengar hanyalah suara- suara pelan yang tak bisa kutangkap maksudnya. Entah kenapa, perasaanku berubah lega.

Apa sekarang aku bisa merasa tenang?

~Kyuhyun pov end~

0o0o0o0o0o0o0o0

~Ryeowook pov~

Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Aku tak bisa memastikan ini malam keberapa aku tak bisa tidur. Tiap kali kucoba memejamkan mata, yang terlintas adalah sorot kemarahan Kyuhyun, wajah sedih umma, dan senyuman appa. Sesungguhnya itu semua bisa membuatku gila!

Setidaknya para saudara Kyuhyun yang tadi ke sini untuk mengambil alih hak adopsi Kyuhyun sudah pulang. Umma berhasil mempertahankannya disini. Kurasa umma memang serius ingin melindunginya.

Aku haus…

Jam segini mungkin aku tak akan bertemu dengan Kyuhyun. Lebih baik aku ke dapur untuk mengambil air.

“Hiks…”

Eh?

Aku menghentikan langkahku tepat dibawah tangga. Suara tangisan umma…?

Perlahan, aku melangkah kearah kamar umma yang berada di samping dapur. Pintu kamar itu tidak tertutup dan lampunya masih menyala, padahal lampu di seluruh ruangan rumah sudah mati.

Aku mengintip dan mendapati umma tengah duduk di tepi tempat tidurnya sambil memegangi sesuatu. Sepertinya foto appa. Dia menangis sambil mengusap permukaan benda ditangannya. Ini memang bukan pertama kalinya kulihat dia menangis…

Dan hatiku kembali tercekat… Air mataku kembali mengalir. Entah ini untuk yang keberapa kalinya aku menangis. Kurasa persediaan air mataku akan segera habis.

“Aku melakukan hal yang benar kan, Youngwoon?” Dia berbisik parau. “Aku ingin mempertahankan Kyuhyun juga semua yang kau tinggalkan. Aku tak ingin mereka membawa anak itu. Aku yang akan menjaga Kyuhyun. Apa itu egois?”

Umma…

“Kenapa…” Dia kembali berbisik. “Kenapa kau harus pergi secepat ini? Pernikahan kita baru dimulai, tapi kenapa kau juga meninggalkanku…?”

Umma… Mianhae…

Appa…

“Kenapa Youngwoon…” Umma mendekap foto itu dan terisak pilu.

Kubungkam mulutku sambil menengadah menatap kegelapan di atasku. Air mataku mengalir deras dan nafasku tersenggal. Lagi- lagi aku menyesalinya, kenapa bukan aku saja yang terpeleset dan mati.

DEGH! Aku tersentak saat melihat Kyuhyun sudah berdiri di ambang tangga dan menatapku.

Buru- buru aku berjalan cepat kearahnya sambil menghapus air mataku dan melewatinya begitu saja. Aku menunduk ketika melewatinya. Sudah kukatakan, aku tak berani menatap matanya. Aku terlalu takut melihatnya.

~Ryeowook pov end~

.

Kyuhyun mematung memandangi lantai. Dengan perlahan dia berjalan mendekati kamar Jungsoo dan ikut melihat apa yang tadi diperhatikan Ryeowook. Hatinya tercekat saat melihat Jungsoo menangis sambil memeluk foto Youngwoon.

“U-umma..” Panggilnya canggung.

Kaget— Jungsoo langsung menatapnya. “Kyuhyun?” Yeojya itu langsung menghapus air matanya dan mencoba tersenyum. “Nae?”

“Aku… Tidak bisa tidur.” Kyuhyun merapat ke pinggiran pintu kamar Jungsoo dan menunduk. Matanya kembali terasa panas, namun ditahannya untuk tidak menangis. Dia lelah untuk terus menangis.

Melihat Ryeowook juga Jungsoo menangis tadi, membuatnya sadar satu hal lagi yang terpenting.

Bukan hanya dia yang merasa kehilangan di dunia ini atas kepergian appanya.

“Kemarilah.” Jungsoo menepuk tempatnya duduk sambil tersenyum dengan air matanya menetes perlahan. “Kau boleh tidur dikamar umma jika kau mau, chagiya. Mungkin dengan begitu kau akan merasa lebih baik.”

Perlahan Kyuhyun menggeleng. “Boleh aku minta tolong sesuatu…”

“Nae?”

“Tolong buatkan aku makanan… Aku merasa agak lapar.” Kyuhyun semakin menunduk.

Untuk sedetik, Jungsoo merasa agak kaget. Namun dia langsung berdiri dan berjalan mendekati Kyuhyun. “Baiklah, umma akan membuatkan sesuatu untukmu.” Balasnya sambil mengusap kepala Kyuhyun.

Kyuhyun hanya mengangguk kecil dihadapan Jungsoo.

0o0o0o0o0o0o0o0o0

“Wookie, gwaenchana?” Jungsoo duduk disamping Ryeowook yang tengah melamun sambil menekan tuts piano asal di ruang keluarga. Ditatapnya lengan Ryeowook yang tampak semakin kurus.

Sesaat, sorot mata Jungsoo berubah sedih lagi. Sejak kepergian Youngwoon, dia lebih fokus memperhatikan Kyuhyun. Dia sama sekali jarang bicara dengan putranya yang satu itu.

“Wookie…?” Jungsoo mengusap punggung Ryeowook. “Gwaenchana, chagiya?”

“Umma…” Ucap Ryeowook perlahan tanpa menatap Jungsoo.

“Hmm?”

“Apa appa marah padaku?”

DEGH! Jungsoo langsung diam mendengar pertanyaan Ryeowook.

“Apa appa marah padaku karena telah membuatnya pergi meninggalkan kalian? Seandainya kami tidak pergi memancing hari itu, mungkin appa masih ada disini. Bersama dengan kita semua. Dan mungkin aku dan Kyuhyun…” Suara Wookie menghilang disaat namja itu menunduk penuh penyesalan.

Jungsoo masih terdiam.

“Kenapa umma diam saja?” Suara Ryeowook mulai parau. “Katakan sesuatu…”

“Apa yang harus umma katakan?” Jungsoo balik bertanya.

“Katakan kalau umma marah padaku. Katakan kalau umma kecewa terhadapkuku. Kenapa umma hanya diam dan menahan semua luka itu sendirian? Aku tahu Kyuhyun kini sangat membenciku, tapi kenapa dia tak datang dan memukuliku? Itu akan membuatku jauh lebih baik dari pada merasa tertekan seperti ini…” Ryeowook mengepalkan tangannya sambil menahan nafasnya. Hatinya sakit.

Perlahan Jungsoo menarik Ryeowook ke dalam pelukannya. “Umma tak akan mengatakan hal yang kau inginkan seperti tadi. Apapun yang kau katakan, itu semua salah. Semua ini bukan kesalahanmu, chagiya.”

“Ani!” Ryeowook kembali mendesak. “Jelas- jelas semua karena aku. Lebih baik aku yang mati…” Bisiknya.

“Memang.”

DEGH! Ryeowook dan Jungsoo menoleh menatap Kyuhyun yang berdiri di ambang pintu ruang keluarga dan menatap Ryeowook nanar.

“Seharusnya kau yang mati, bukan appaku!”

“Kyuhyun…” Jungsoo langsung berdiri, tapi Ryeowook menahan tangannya. Mengisyaratkan padanya untuk tidak ikut campur dengan pembicaraannya dengan Kyuhyun.

“Kau tahu, aku sangat membencimu.” Bisik Kyuhyun penuh emosi.

Ryeowook berdiri sambil mengangkat wajahnya menatap Kyuhyun. “Kalau begitu, pukul aku.”

“Memukul saja tak akan cukup. Asal kau tahu, aku sangat ingin membunuhmu!”

“Kalau begitu, bunuh aku!” Ryeowook balas beteriak. “Pukul aku, bunuh aku, sakiti aku, itu akan jauh lebih baik untuk kita berdua. Perasaanmu akan menjadi jauh lebih baik dan aku tak akan lagi merasa tertekan seperti ini. Lakukan!”

Keheningan melanda ruangan itu selama beberapa saat. Kyuhyun memalingkan wajahnya dari tatapan mata Ryeowook yang seakan- akan mengintimidasinya.

“Kenapa diam?”

Kyuhyun tak menjawab.

“Tatap aku, Kim Kyuhyun.” Suara Ryeowook berubah pelan. “Kau bilang kau benci padaku, kan? Kalau begitu lampiaskan semua kebencian itu kepadaku. Aku tak sanggup untuk hidup dengan peraasn hancur seperti ini.”

“Jangan berpikir hanya kau yang hancur di dunia ini!” Kyuhyun menatap Ryeowook pilu. “Jangan berpikir kalau hanya kau yang patut merasa tertekan dan wajib dikasihani sehingga kau memintaku untuk membunuhmu seperti itu. Apa kau tahu betapa hancurnya aku?! Betapa tertekannya aku?!”

“Aku tak akan tahu kalau kau diam!!” Ryeowook menahan nafasnya.

Kyuhyun diam.

“Kau hanya diam, sedangkan aku terus menghindarimu.” Intonasi suara Ryeowook kembali menurun. “Kau terluka, kau sakit, aku juga, umma juga, tapi kenapa hanya diam? Kalian berdua hanya diam saja… Katakan padaku agar aku bisa memahaminya… Aku benar- benar tak tahu harus bagaimana lagi aku melangkah…” Ryeowook mengacak rambutnya frustasi dan air matanya menetes perlahan.

Dengan pelan, Jungsoo mendekati putranya. “Wookie.”

“Kalau umma memang menyayangiku, kenapa umma tak mau bicara padaku tentang perasaan umma? Jangan diam saja seperti ini… Aku merasa semakin hancur.” Bisiknya pilu sambil berjalan meninggalkan Jungsoo dan melewati Kyuhyun yang tetap terdiam. Sebelum menjauh, dia diam sebentar. “Kalau kalian begitu terus, aku akan semakin mengutuki kebodohanku yang telah menyebabkan kematian appa.” Lanjutnya dan kemudian benar- benar pergi dari hadapan Kyuhyun dan Jungsoo.

BRUGH! Dengan lemas, Jungsoo terduduk di kursi piano dan menunduk penuh penyesalan.

Kyuhyun hanya bisa memandanginya. Tak ada yang bisa dia lakukan…

0o0o0o0o0o0o0o0

~Kyuhyun pov~

Kadang kau berpikir kalau masalah dan kesedihan yang kau alami itu adalah yang paling berat diantara masalah semua orang. Kadang kau berpikir kalau hidupmulah yang paling tragis dan tidak bahagia. Kadang kau berpikir kalau hanya kaulah yang tahu bagaimana rasanya sakit yang sesungguhnya.

Tapi itu salah…

Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan umma, aku tahu bagaimana rasanya keika kehidupanmu di usik oleh orang- orang baru yang tak kau kehendaki, dan sekarang aku tahu bagaimana menjadi orang yang benar- benar sendirian. Karena tahu semua itu, aku merasa hidupkulah yang paling menderita.

Aku tak pernah membayangkan apa yang dirasakan olehnya…

Dia ditinggal oleh appanya, namun dia masih bisa bertahan bersama dengan umma. Dia dengan senang hati menerima keluarga baru yang masuk ke dunianya dengan senyum tulus. Dia tahu bagaimana rasanya menunggu kabar yang sangat menyedihkan ketika appa tenggelam. Dia tahu bagaimana rasanya ditatap sebagai seorang penyebab kematian orang lain. Dia tahu bagaimana rasanya tertekan lebih dari yang aku rasakan.

Dia jauh lebih menyedihkan dari pada aku, tapi dia masih tetap bertahan…

Aku selalu melihatnya menangis dalam keheningan. Aku menatap matanya yang jauh lebih mengisyaratkan luka dibanding mataku. Tapi aku juga tak bisa memaafkannya. Meski aku tahu dia juga sama menderitanya denganku, aku tak bisa memaafkannya begitu saja.

Harga diriku tidak mengizinkannya.

Appa… Lalu aku harus bagaimana?

Salahkah kalau aku tetap membencinya? Atau aku harus memaafkannya?

~Kyuhyun pov end~

.

“Kyuhyun?” Jungsoo membuka pintu kamar Kyuhyun, namun dia tak mendapati putranya disana. Kedua alisnya tertaut bingung. Pasalnya, dia belum melihat Kyuhyun seharian ini.

Dengan khawatir dia melangkah kearah kamar Ryeowook. “Wookie?”

Ryeowook menoleh menatap Jungsoo. “Umma?”

“Apa kau tidak melihat Kyuhyun?”

Ryeowook menggeleng. “Aku tak melihatnya, disekolah aku juga tidak melihatnya. Wae?”

“Dia belum pulang sudah sesore ini. Langit agak gelap dan cuaca akan semakin dingin. Salju pasti akan turun, kalau dia tetap berada di luar, akan sangat berbahaya.”

Ryeowook diam sejenak.

“Biar umma_”

“Aku akan mencarinya.” Ryeowook memotong sambil berdiri dan menarik mantel tebalnya. Ditatapnya Jungsoo datar namun mencoba tersenyum. “Umma dirumah saja. Buat sup hangat untuknya. Aku akan membawanya pulang sebelum salju turun.”

Ryeowook langsung melewati Jungsoo begitu saja sambil mengalungkan syal hitam menutupi lehernya. Dibelakangnya, Jungsoo memandanginya dalam diam. Berharap tak ada hal buruk yang terjadi diantara Ryeowook dan Kyuhyun.

0o0o0o0o0o0o0o0

~Ryeowook pov~

Entah kenapa rasanya aku tahu dimana Kyuhyun berada. Tak perlu memikirkan banyak tempat yang mungkin didatanginya, aku sudah bisa merasakan keberadaannya. Mungkin ini ikatan yang tumbuh atas dasar kebencian.

Aneh…

Angin musim dingin berhembus perlahan dan membuatku harus merapatkan mantelku. Beragam hiasan natal sudah memenuhi kota, sebentar lagi natal. Kurasa Santa tak akan datang untuk natal tahun ini.

Dan Santa yang jahat sudah mengirimkan hadiahnya untuk keluarga kami. Yakni kesedihan.

Aku menghentikan langkahku dan menghirup udara dalam- dalam sambil memejamkan mataku.

Tuhan… Bisakah aku melihat appa sekali saja…? Setidaknya izinkan aku meminta maaf padanya. Izinkan aku menjadi anak yang baik karena aku baru sebentar menjadi putranya. Bahkan rasa sayangku padanya jauh lebih besar dibanding untuk appa kandungku yang telah menelantarkanku.

“Wookie~”

DEGH! Aku membuka mataku kaget.

Hausinasi musim dingin?

Tadi itu suara appa…

Perlahan salju turun. Aku harus segera menyusul Kyuhyun.

~Ryeowook pov end~

.

~Kyuhyun pov~

Salju…

Natal tahun ini akan benar- benar menjadi natal terburuk dalam sejarah kehidupanku. Bukan hanya langit dan dunia saja yang membeku karena salju, tahun ini hatiku juga ikut membeku karena kehampaan.

Kutadahkan tanganku dan menadah salju yang melayang turun di atas telapak tanganku.

Hey, Santa… Apa kau dengar aku? Bagaimana kalau kado natal tahun ini adalah… Kematianku? Aku pasti akan sangat berterima kasih padamu kalau kau mau mengambil nyawaku.

Aku tak bisa menatap wajah yeojya itu ataupun putranya. Kusadari akhirnya kalau aku juga bersalah terhadap mereka. Aku terlalu memalukan untuk mendapat kasih sayang darinya. Dia terlalu baik…

Dia dan putranya…

“Umma menunggumu.”

Eh?

Aku menoleh saat mendengar suara itu. Kulihat namja itu sudah berdiri dibelakangku namun dia menunduk. Dia tak pernah menatap mataku. Kenapa dia bisa tahu aku ada disini?

“Tebakanku ternyata benar, kau ada di makam appa.” Ucapnya lagi sambil berjalan melewatiku dan merunduk di depan makam appa sambil mengusap nisan yang sedikit tertutup salju itu. “Appa, annyeong.”

“Kenapa kau tahu aku disini?” Tanyaku dingin.

Dia tak menoleh dan hanya berjongkok sambil membersihkan salju di sekitar batu nisan appa. “Aku tahu. Aku hanya berpikir sepertinya kau ada disini.”

“Berdiri dan menjauh dari makam appaku.”

“Aniya. Aku ingin menyapanya sebentar.”

“Kubilang menjauh! Kau yang membunuhnya, jadi kau tak punya hak untuk berada di dekat makamnya.” Kalimatku ini benar- benar sangat keterlaluan. Tapi aku tak bisa menahan emosiku tiap melihatnya.

Dia tetap diam. “Aku juga putranya.”

Kalimat itu seakan menusukku.

“Kau bukan putranya. Hanya akulah putra appa…” Bisikku penuh amarah.

Kali ini dia menoleh sambil menengadah menatapku, menyunggingkan senyuman mengejek yang sangat menyebalkan. “Aku putranya juga, sama sepertimu. Berhentilah bersikap seperti itu, Kim Kyuhyun. Kalimatmu itu sangat kekanak- kanakkan.”

SHIT!

BUGH! Detik itu juga aku langsung memukulnya dan tubuhnya terjatuh dihamparan salju yang putih. Aku bersimpuh dihadapannya dan menarik kerah mantelnya, membuatnya setengah terbangun sambil menatapku datar.

Darah segar mengalir dari sudut bibirnya.

“Aku muak sekali padamu.” Bisikku.

“Aku jauh lebih muak padamu.” Balasnya dingin.

BUGH! Dia memukul wajahku kencang dan membuatku mundur terjatuh diatas salju.

.

~To be continued~

30 thoughts on “Always in My Heart // Chapter 3

  1. huaaa
    chap ini bnjir air mata,,
    isshhh,,,
    kyuhyun jahat deh sama wookie,
    aq aduin ke yesung oppa lho nanti!
    oh ya eon,
    apakah nanti endingnya wookie mati? pas aq bca prolog kemaren kyk baca tnda” orang mau mati *sok tahu,
    segitu aja*?*
    annyeong

  2. Huwaaa!!
    Sediiiih~ ToT

    kenapa Appa Kangin cepet banget pergi-nya…??
    Belum lagi, Wookie n Kyuhyun masih belum akur, lalu bagaimana nanti keluarga mereka???

    Kyuhyun pasti bener2 sedih banget tuhh, satu2nya orang tuanya yg masih ada, ehh langsung mati…

    Pada akhirnya, Jungsoo umma jg pergi, KyuWook bener2 menderita…

    Seterusnya, gimana nasib hubungan KyuWook yg tanpa hubungan darah ini. Apa secepatnya mereka bakal akur??

    Lanjut Jumma!!

    _Fye_

  3. Huaaa….. Akhirnya lanjut juga FF nya..
    Baca sambil pegang key BCA,.. khekhkekhe

    Kyu bisa berfikir dewasa juga yah…
    walo yang paling sakit dan hancur sesungguhnya adalah kyu.

    wookie hiks..hiks..hikss..
    kasian kamu, tekanan bathin

    EH..eh si Chul itu ahjusinya kyu ya. hmm mungkin si chul pengen mengambil alih hartanya si kyu tuh..

    hmm… sad..sad..sad thena-chan.

    Saranghae thena. tetap semangat ya.
    Hwaiting..hwaiting..hwaiting Thena 🙂

  4. huweeeeeeeeeeeee

    langit bengkulu lagi terik saeng maksa baca ff eonnie yang ini. akhirnya meler semua deh. #jorok

    wkwkkwkw

    itu wookie oppa kasihan amat di cuekin gitu TT_TT
    #hug wookie oppa

  5. FULL TEARS~~~~ HIKS..HIKSSSSSS>>> *CAPSLOCK JEBOL*

    Huhuhu..T_____________T
    Kyu,,,,Wookie..kalian akur2 ngapa??? jgan berantem trusss, hiks..hiks,, #lebayy

    ckckck,,,,bsok beli tisu lgi nih, kyaknya…0_o

    Lanjuttt, Thena… tpi chap depan, jgan sdih2 lgi ya… u,u
    hehehe.. SEMANGATTT!!! ^^

  6. Unn, kenapa kamu jago bgt sih bikin aku nangis?
    Ceritanya daebakk aku ampe kebawa alurny huft. . Msih nyesek kalo inget. . Ok next chap buruan update ya unn!!

  7. Unn, kenapa kamu jago bgt sih bikin aku nangis?
    Ceritanya daebakk aku ampe kebawa alurny huft. . Msih nyesek kalo inget. . Ok next chap buruan update ya unn!!!

  8. Trnyta bnar eon …
    Chap ini bner2 pnuh air mata,,
    eon, kali ni aku mohon kyuwook next chap updet asap y ..

    Aq bner2 pnasaran~

  9. Sumpah tambah nyesek eun bca.a ..
    lgi sedih bca ginian , jujur aku nangis *lebai*
    Gak tau knpa aku bisa ngerasain perasaan KyuWook walu blom pernah aku alami ..
    Sebenernya aku.gk sk ff yg sad gini , tpi aku ska bnget sma ff ini 🙂
    Eun lanju ya ^^

  10. Hwaaa… *mewek di pojokan bareng Ming*
    Sedih bgt chap ni…
    Smua Emosiny cmpur aduk…
    Psti nanti pas Eetuk meninggal bakal lebih mengguras aer mata lgi 😦

    Fighting ^^

  11. bacanya sambil denger lagu davichi yg judulnya to angel
    dan
    KYUHYUNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!! LO JAHAT SAMA UMMA GW..HUWEEEEE!!!!#plak*digampar kyuhyun

  12. Tes….

    Tes….

    Tes…..

    Huuuuaaaahhhhh bener2 banjir air mata….kyu cepat lah sadar yaebo,kau ga boleh jahat gitu#plakk…
    Lanjut next part chingu^^

  13. bunuh! Bunuh!
    Bener banget yg kyuhyun blg ttg kita selalu merasa masalah kita yg paling berat diantara masalah orang2.
    Padahal gak kayak gitu.

    Nangis gue baca kyu ngerasa ditinggal sendirian, sebatang kara, bla-bla-bla

  14. hiks… nangis bacanya unnie…
    knapa kangin pergi secepat itu.. kasihan jungsoo, kyu sama wookie…
    knapa kyu ga mau nerima wookie sih?! *gebukin kyu* *dikeroyok spsrkyu+sungmin*

    penasaran sama lanjutannya…
    next chap ditunggu…
    b^^d

  15. Jungsoo Umma..
    Emang Angel slalu bs menenangkan Evil.
    Wah.. Akhirny Kyu dah bs sdikit nerima Umma nih ^_^
    fighTing Umma.. Sabar aj ngadepin kyu.

    Omo.. Omo..
    Apa2an itu, knapa wookie ku di pukul kyu??
    Waduh.. Dah mulai ada kekerasan nih, ahh thena.. Jgn lama2 mreka brantem ny, ga tega

  16. eeerrrggghhh ….. dasar evil magnae + eternal magnae ntu ga sopan sech oppa kn lagi di makam masa pake acara tinju tinjuan segala…. tunggu malem dulu dunk… baru beraksi di atas kasur #lho(?)#

    penasaran ama ehemm..ehemm.. #ngrasa bsalah ngomongny# perginy Teukmma,,,,,

    hemb apa lagi ya … ???? update kilat ok onn,,, udah ga galau lagi kn …. #ditampaar# hhahhahha ……

  17. satu kata ‘DEWA !!’
    Aku gatau mw komen apa bwt chap ini. Jujur, aku SPEACHLESS.
    Prasaanny ngalir gtu aja, rasany hangat baca part dimana mggmbarkan leeteuk eomma.

    Kyu, kau trllu egois. kau paham prsaanny, tpi hanya diam. Sangat egois.
    Wookie jauh bgt dri byngan aku eonnie, dy rapuh, tpi justru kyuhyun yg paling rapuh dsni. -soktau-.
    Eonnie mggmbarkan wookie jauh lbih kuat dripda kyu, wookie lbih tegar, tpi kyu bner2 rapuh disini. Eonnie bner2 mggambarkan sosok hyung pda dri wookie -makin soktau-

    Hei kyu, brhentilah bersikap egois, stidakny ada eomma, nd wookie jauh didlmny sgt pduli pdamu.

    Aaah~ buruan next chapny eonnie. 😀 gasabar niiih~ 😀

    Gomawo.
    Keep writing eonnie 😀 smoga ff lainny makin daebak 😀
    Fighting !! 😀

  18. haduh haduh….
    seneng bgt sih mbae ini bikin org2 nangis….

    ngetiknya buru-buru ya? ada beberapa kata yang salah, yasudalah…

    “Kadang kau berpikir kalau masalah dan kesedihan yang kau alami itu adalah yang paling berat diantara masalah semua orang. Kadang kau berpikir kalau hidupmulah yang paling tragis dan tidak bahagia. Kadang kau berpikir kalau hanya kaulah yang tahu bagaimana rasanya sakit yang sesungguhnya.

    Tapi itu salah…”

    aku suka sama paragraf ini
    paragraf ini bikin kita untuk ga terlalu larut dalam kesedihan

    wwwwwwaaaaaaaawwwwwww
    daebak deh pokoknya….
    #error mode on

    lanjut chingu…^_^

  19. Cerita’a mnghatukan, , ,
    tp lom bis bkin w nangis, hehehehehe, , ,
    aigoo, , , ksian ksian ksian, , , yongwon, , , bru muncul udh twas, , , kyk cameo jja (emng, ,)
    #comen w pnjngkan 😀

Leave a reply to archie_BabyKyu Cancel reply