A Girl Is You // JongKey

That Girl is You

Pairing :: JongKey

Yaoi

Genre :: Romance/Humor

.

.

.

“Hah!” Key terkejut saat melihat Minho dan beberapa namja lainnya menyodorkannya sebuah gaun manis berwarna pink lembut lengkap dengan wig panjang berwarna cokelat gelap. “A-apa- apaan ini!” Serunya shock.

Woohyun tersenyum jahil. “Begini Key.. Kami dengar kontes kecantikan hari ini berhadiah uang loh.. Jadi..” Woohyun melirik jahil kearah Key. Yang dilirik mulai merinding. “Jadi kelas kita memutuskan untuk mengutusmu naik ke atas pentas dan menangkan hadiah uang itu!!!”

“OMO !” Key menjerit shock. “Andwae! Bukannya itu kontes kecantikan untuk yeojya! Kenapa aku!!”

Minho tersenyum santai. “Karena itu kau butuh kostum dan penyamaran sebagai yeojya. Semua orang di kelas kita tahu kau bahkan lebih cantik dari yeojya di kelas ini kalau berdandan.” Minho mengatakannya seakan nggak perduli akan perasaan Key.

Nafas Key tersenggal- senggal karena marah. Ia melotot menatap teman- temannya.

“Ayolah Key.. Jebal…” Woohyun mengeluarkan puppy eyes terbaiknya yang sebenarnya sama sekali nggak mempan terhadap Key.

“Kalau menang kan kau juga yang senang. Kita bisa makan satu kelas!” Mir yang bernama asli Bang Chulyong ikutan menyemangati.

Key masih melotot marah.

“Percuma. Key nggak akan mau kayaknya.” Chulyong tersenyum evil ke arah Woohyun dan Minho yang saling berpandangan.

Key yang merasa berada dalam bahaya mundur selangkah. “Mir.. Mau apa kau? Kau juga Woohyun? Minho?”

“Tangkap Kim Kibum!” Seru Woohyun cepat sambil berlari kearah Key. Chulyong dan Minho ikutan dikedua sisinya.

Key yang pastinya kalah melawan tiga namja itu langsung terkepung. Minho memegangi kedua tangan Key yang di tahannya dibelakang punggung Key. Sedangkan dengan paksa Chulyong menyuruh Seohyun untuk merias wajah Key cepat.

“Seo! Kenapa kau juga ikutan! Lepasin aku Minho!”

“Mianhae, Key.. Ini demi kelas kita.” Balas Seohyun santai sambil tersenyum polos.

Dengan paksa Woohyun membuka kancing kemeja Key.

Key terperanjat shock. Darah seakan naik ke kepalanya saking marahnya.  “Woohyun! Apa yang kau lakukan!! Banyak yeojya disini!!!”

Woohyun nggak sempat menutup kedua telinganya karena Key langsung menendangnya menjauh. Tapi malang dikata, Key memang nggak bisa lepas dari kerumunan teman- temannya yang kini menjadikannya target. Poor Kibum..

0o0o0o0o0o0

~Key pov~

“Yak! Inilah peserta nomor 16 dari kelas1-A! Kim Gwiboon!”

Degh! Tadi si MC memanggil siapa? Kim Gwiboon? Itu aku?

“Gwiboon-sshi.. Silahkan keluar.”

Beneran aku!

Apa yang harus aku lakukan? Keluar kehadapan banyak orang dengan kostum konyol begini? Sialan Woohyun, Mir dan Minho. Seenaknya aja menjadikanku yeojya! Aku ini kan namja! Minta kumasak mereka bertiga. Huh..

“Kim Gwiboon gwaenchana?”

“Babbo! Apa yang kau lakukan! Cepat keluar!” Tiba- tiba Mir sudah ada dibelakangku dan mendorongku melewati tirai panggung. Aku bahkan nggak sempat menoleh kebelakang untuk mengumpat.

Sorotan lampu dan puluhan pasang mata membuatku agak gugup. Perlahan aku melangkah hati- hati mendekati si MC yang nggak kukenal. Dengan high heels pesta model begini aku nggak bisa sembarangan. Kalau tersandung, matilah aku.

Gaun berwarna pink dan wig bodoh ini juga membuatku sulit bergerak!

“Wow.. Neomu yeppeo!” Seru si MC genit sambil mengerlingkan matanya kearahku. Woy! Aku ini namja babbo!

Minho dan Woohyun yang berada di depan panggung mengisyaratkan padaku untuk beraksi. Dengan hati- hati aku mulai berpose bagai model di atas panggung. Mau gimana lagi? Sayur sudah berubah jadi kimchi.. T.T

“Yak! Cukup.. Gwiboon-sshi kelihatan sangat menikmati panggung kita rupanya.” Si MC mencoba melawak.

Beberapa penonton tertawa. Sial! Kesannya aku sangat suka berpose genit di atas sini apa? Ini kulakukan karena terpaksa! Terpaksa! Lagian kenapa nggak suruh Seohyun atau Yoona aja sih? Kenapa musti aku?

“Anda boleh kembali ke belakang panggung.”

Akhirnya kata- kata itu menyelamatkanku. Tanpa menunggu lagi aku langsung berjalan cepat turun dari panggung. Di belakang panggung si bodoh Bang Chulyong masih menungguku. Dia tersenyum konyol.

“Apa?!”

“Jangan galak gitu dong, Key.. Kau manis tau..” Dia mencolek lenganku genit.

“Dasar konyol! Aku mau ganti baju sekarang!”

“Yah.. Nanti kalau menang gimana? “ Mir menatapku sok memelas. Kulihat dua namja bodoh itu sudah menghampiri kami. Dua namja itu tentunya Minho dan Woohyun.

Minho tersenyum kalem. “Sana ganti baju Key.. Nanti kalau menang biar Woohyun sebagai ketua kelas yang menggantikanmu.”

“Minho! Aku masih mau lihat dia kayak begitu tau..”

“Bang Chulyong!” Seruku geram.

Woohyun buru- buru mendorongku menjauh. “Oke.. Oke.. Sana ganti baju. Pokoknya makasih banget buat bantuanmu Kim Gwiboon. Hehe.. Dadah~” Woohyun mendorongku keluar dari balik panggung dan meninggalkanku sendirian.

Dasar teman yang menyebalkan!

Buru- buru aku berjalan cepat menuju toilet. Setidaknya aku harus masuk toilet namja disaat kosong. Nggak lucu banget kalau nanti aku keluar dari toilet yeojya dengan dandanan namja. Bisa mati dikeroyok massa aku..

“Gwiboon-sshi!”

Kira- kira toilet namja kosong nggak ya?

“Kim Gwiboon!”

Aku berdiri di depan toilet yeojya. “Kayaknya lebih aman ke toilet yeojya deh..”

Plak! Seseorang menepuk bahuku.

“Heyo, aku memanggilmu.”

Aku menoleh dan melihat seorang namja tengah tersenyum aneh kearahku. Kedua matanya kelihatan berbinar- binar dan dia mulai nyengir memamerkan deretan gigi putihnya yang nyaris seterang matanya itu.

“Nugu?” Tanyaku dingin.

Dia tersenyum manis. “Tadi aku melihatmu naik diatas panggung. Ah, kau mau ganti baju ya?”

“Ada perlu apa?”

Dia kelihatan salah tingkah. Dasar aneh..

“Kim Jonghyun imnida. Aku kelas 2-B. Boleh aku menjadi temanmu, Gwiboon-sshi?”

Kedua mataku langsung terbuka lebar. Dia… Dia… Mengira aku adalah yeojya! Oh gosh! Jangan konyol.. AKU INI NAMJA!

~Key pov end~

0o0o0o0o0o0

“Huahahaha!” Chulyong tertawa geli sambil memukul- mukul meja dan sesekali menatap Key. Tapi begitu melihat wajah Key yang ditekuk, tawanya semakin pecah. Bahkan terakhir dia sempat menendang kaki meja dan membuatnya dihadiahi jitakan dari Woohyun.

Minho hanya senyam- senyum sambil membolak- balik buku yang sebenarnya mulai kurang diminatinya. “Jadi hyung itu salah mengira kau yeojya? Dia itu polos atau apa sih..” Gumam Minho dan membuat Chulyong tertawa semakin keras.

“Mir! Berisik!” Woohyun menjitak kepala Chulyong dan duduk di kursi kosong di hadapan Key. “Oke, chagi.. Sekarang apa yang akan kau lakukan?”

Mendengar kata ‘chagi’, Key mengirim laser flirting ke Woohyun. “Diam kau.”

Woohyun meringis ngeri. “Nae- nae.. Mianhae..” Dia menggerakkan kedua tangannya memohon ampunan. “Aku kan bercanda. Lagian kenapa wajahmu kusam begitu sih? Kita menang loh.. Hadiah uangnya sudah kita dapatkan. Bahagialah sedikit..”

“Wow, Key! Fotomu masuk ke majalah sekolah! Yeojya neomu yeppeo yang identitasnya dirahasiakan katanya.” Yoona memamerkan majalah yang dibawanya di hadapan Key, memperlihatkan cover bergambar seorang Kim Gwiboon yang dingin.

Key mendengus. “Berhentilah melihatku sebagai yeojya!”

Chulyong tertawa. “Oke.. Lupakan masalah yeojya itu. Bagaimana dengan penggemarmu itu? Apa dia akan mencarimu?”

Minho dan Woohyun langsung menatap Key serius. Key mengangkat bahunya malas. “Mana kutahu.”

“Ah, mianhae..”

Satu suara membuat Key terkejut. Ia kenal suara siapa itu, tapi namja itu memilih nggak menoleh takut si pemilik suara itu mengenali wajahnya.

“Kudengar Kim Gwiboon berada di kelas 1-A..”

Key semakin merinding. Semua siswa di kelas itu juga langsung diam. Bagaimanapun juga kenyataan kalau Kim Gwiboon adalah Kim Kibum yang teridentifikasi seorang namja adalah rahasia satu kelas yang nggak boleh terbongkar.

“Eh.. O-oppa ada perlu apa?” Seohyun yang bertanya.

Namja itu menyerahkan sesuatu kepada Seohyun. “Tolong berikan ini kepadanya. Mian merepotkan.” Setelah memberikannya kepada Seohyun, namja itu langsung pergi meninggalkan kelas itu.

Setelah yakin Jonghyun tak ada, Key menoleh dan melihat Seohyun menghampirinya. “Ini Key..”

Dengan enggan Key mengambil secarik kertas itu dan membaca pesan didalamnya.

‘Kim Gwiboon.. Akhir minggu ini kau ada acara nggak? Main denganku yuk ke Lotte.. Kau mau? Aku tunggu kau di halte bus di dekat sekolah jam sebelas siang, ya..’

“Omo! Ajakan kencan dari seorang namja!” Seruan shock Woohyun membuat Key tersentak dan menjauhkan suratnya dari arah pandang ketiga temannya yang ternyata sudah membacanya itu. Woohyun hanya nyengir.

Minho akhirnya menutup bukunya. “Key.. Fakta membuktikan kau telah memikat seorang namja dengan kecantikanmu. Sekarang kau akan bagaimana?”

“Datang aja sebagai yeojya, Key.. Lumayan..” Chulyong menambahkan dengan antusias.

Key memilih meremas surat itu dan membuangnya asal. “Konyol. Siapa yang mau berkencan dengan seorang namja?”

Ketiga temannya itu tersenyum licik menatap Key yang menyibukkan dirinya dengan buku tulisnya.

0o0o0o0o0o0

~Key pov~

Aku terus melihat jam. Sudah jam setengah sebelas siang. Sialan.. Gara- gara namja itu aku jadi nggak tenang. Semalam tidur juga nggak nyenyak. Hari ini kan hari sabtu, seharusnya aku bia santai. Bukannya gelisah begini.

Setiap kata dalam surat bodoh itu terus teringat.

“Aarrgh!” Kuacak rambutku frustasi. “Oke.. Aku akan datang menemuinya sebagai seorang namja dan memberitahukannya kalau saat itu aku menyamar!” Akhirnya aku memutuskannya.

Aku langsung menarik jaket dan keluar dari kamarku. Berlari keluar rumah, menyusuri jalan secepatnya menuju halte bus. Masih belum jam sebelas, pasti dia masih disana. Rasanya dia tipe yang akan rela menunggu lama- lama kalau aku telat.

Dari kejauhan halte mulai terlihat, aku juga bisa melihatnya. Seorang namja. Well, aku lupa siapa namanya. Dia mengenakan kemeja kotak- kotak berlengan panjang yang nggak dikancing dan membiarkan t-shirt putihnya berantakan. Dengan skinny jeans warna hitam dan sepatu tinggi kecoklatan dia berdiri dengan tenang.

Benar- benar seperti mau kencan.

Kulihat dia melirik jam tangannya dan mengalihkan pandangannya. Aku buru- buru bersembunyi sebelum dia melihatku. Aigoo.. Apa yang harus aku lakukan nih?

“Aku harus bagaimana, nih..” Bisikku sendirian.

“Nyamar jadi Giwboon lagi.”

Degh! Aku nyaris melompat keluar saat mendengar suara Woohyun dibelakangku. Tapi belum sempat aku shock, kulihat Minho langsung menahanku dan Mir menyeretku dengan cepat. Dia membawa sesuatu dengan kantong.

“Apa yang kalian lakukan trio penguntit!” Seruku shock.

Minho tersenyum lagi. “Kau kan harus kencan sebagai yeojya. Kami disini untuk membantu. Ayo ganti bajumu..”

What! Jadi mereka akan mendandaniku sebagai Kim Gwiboon lagi?

Andwae!

~Key pov~

.

“Hyu-O-oppa!”

Jonghyun menatap keasal suara yang agak berat itu dan tersenyum polos. “Gwiboon-sshi!” Serunya sambil menghampiri seorang yeojya dengan balutan jaket pink dan jeans panjang berwarna hitam. Gayanya kelihatan agak tomboy, berbeda saat Key menyamar jadi Gwiboon di kontes kencantikan.

“Kau datang.. Aku kira kau nggak akan datang..”

“Mi-mian aku telat.” Sebisa mungkin Key merubah suaranya agar nggak kedengaran terlalu berat di hadapan Jonghyun.

Jonghyun hanya tersenyum. Saat bus datang, namja itu langsung menarik tangan Key naik ke atas bus. Key agak kaget dengan sentuhan Jonghyun yang buatnya sangat asing. Tapi ia nggak bisa menolaknya. Setidaknya selama ia menjadi seorang Kim Gwiboon, ia nggak bisa bersikap kasar seperti namja.

Sementara itu trio penguntit sedang memperhatikan bus yang semakin jauh.

“Na yeobo sangat sangat saaangaaat cantik..” Gumam Woohyun bangga.

Chulyong sudah tertawa geli di samping Minho. “Semoga aja Key nggak ketahuan.”

“Sepertinya nggak akan ketahuan dengan mudah.” Gumam Minho yakin.

0o0o0o0o0o0

~Jonghyun pov~

Aku terus memandangi wajah Gwiboon yang sangat manis. Well, dia sangat manis dan cantik. Alisnya tegas dan bola matanya seperti kucing dengan bibir tipis dan pipi yang agak cekung, menonjolkan rahangnya. Sekilas dia memang kelihatan seperti namja, tapi dia tetap sangat cantik.

“Apa?” Gwiboon mengalihkan tatapannya dari ice cream yang tadi dimakannya untuk menatapku.

Aku kembali tersenyum menatapnya. “Mianhae, Gwiboon-sshi.. Aku dengan seenaknya aja mengajakmu kencan seenaknya padahal kau belum mengenalku lebih jauh.”

“Itu tau. Tapi kau masih tetap menungguku.”

Yeojya ini sangat judes. =.=a

“Kau nggak senang ya?” Tanyaku lagi.

Gwiboon mengangkat bahu. Yah.. Dia bête.

“Bukan nggak senang juga sih.” Dia berujar pelan membuatku menatapnya polos. Gwiboon mengalihkan pandangannya kearah lain. “Masalahnya aku ini nggak pernah kencan. Makanya kayaknya ada yang aneh.”

Aigoo! Ini kencan pertamanya. Aku benar- benar beruntung.

Gwiboon menatapku tajam lagi. “Apa senyam- senyum sendirian?”

“Aniyo..” Jawabku. “Aku cuma senang. Ternyata Gwiboon-sshi meski jutek tapi polos yah.. Aku suka sekali.”

Gwiboon kelihatan kaget mendengarnya. Dia menunduk dan bisa kulihat wajahnya merona. Aiish.. Sumpah! Manis banget sih yeojya ini! Aku jadi makin suka sama dia..

“Jangan ngomong macam- macam.”

Aku tertawa pelan. “Kapan- kapan kamu mau nggak makan siang bareng denganku di sekolah? Kamu siswi kelas 1-A, kan?”

Mendengar pertanyaanku yeojya itu menatapku kaget. “Hyung mau apa?!”

Aku mengerutkan kening. “Hyu-hyung?”

“A-anou.. Maksudku o-oppa mau apa?”

Aku tersenyum kecil sambil mengaduk kopiku. “Aku mau mampir ke kelasmu. Boleh nggak?”

“Ani!” Penolakan super tegas.

“Wae?”

“Siswa di kelasku itu bawel. Kalau merela melihat oppa mengunjungiku, mereka akan menggodaku. Aku nggak mau. Itu akan sangat membuatku nggak nyaman. Jadi, satu kalipun, oppa nggak usah ke kelasku.”

Alasan apa itu? Dia aneh.. Kelihatan sedang menyembunyikan sesuatu. Atau jangan- jangan dia sudah punya namja chingu di kelasnya?!

“Ka-kamu udah punya namja chingu?” Tanyaku hati- hati.

Lagi- lagi Gwiboon kelihatan shock. “Yang benar saja!” Ia sedikit berteriak. Tapi kembali diam karena melihat beberapa tatapan orang tertuju kepada kami. “A-aku belum punya.. Na-namja chingu..” Gwiboon menggigit bibirnya bingung.

Ada apa dengannya.

“Kalau begitu aku boleh meminta nomor ponselmu?”

Gwiboon kelihatan berpikir sebentar tapi akhirnya mengangguk sambil mengeluarkan ponsel imut berwarna pink. “Kurasa kalau nomor ponsel bolehlah. Tapi kau jangan pernah datang ke kelasku. Arra oppa?”

Aku mengangguk cepat. “Arraseo.”

Yah.. Meski nggak bisa mengunjunginya di kelasnya. Setidaknya aku bisa menghubunginya kapanpun aku mau. Lagipula kami kan satu sekolah. Secara nggak sengaja kami pasti bisa bertemu kan?

~Jonghyun pov end~

0o0o0o0o0o0o0

~Key pov~

Omona.. Aku merasa jadi orang paling berdosa abad ini. Dengan mudahnya aku menipu seorang namja sepolos Jonghyun hyung. Dia kelihatan benar- benar menyukaiku sebagai Gwiboon. Tapi aku mau bagaimana? Aku juga bingung.

Setelah bertukar nomor ponsel, hampir tiap saat namja itu mengirimiku pesan atau meneleponku. Aku bingung menghadapinya.

“Sepertinya kau akan pacaran sama dia Key..” Minho bergumam pelan.

Kualihkan wajahku dari layar ponselku dan menatapnya. “Ini semua gara- gara kau, Woohyun dan Mir. Kalau nanti Jonghyun hyung tahu yang sebenarnya dan terluka, kalian harus bertanggung jawab.”

Minho tersenyum kecil. “Kalau kau takut itu terjadi, kenapa kau tetap membiarkan kami mendandanimu jadi Gwiboon empat hari yang lalu? Seharusnya kan kau menolak dan jujur terhadapnya.”

Ah.. Malas sekali aku mengakuinya, tapi yang diucapkan Minho itu benar. Kenapa aku tetap muncul sebagai Kim Gwiboon di hadapannya? Tapi melihat sosoknya yang kelihatan bahagia menunggu seorang Gwiboon membuatku takut. Kasihan sekali kalau dia sampai terluka karena kebohongan ini. Tapi aku juga nggak mungkin menipunya terus..

“Sebelum semua jadi lebih parah, kau mengaku aja.” Minho kembali bicara.

Aku membaca pesan balasan dari Jonghyun hyung. Jadi malas membalasnya. Saat ini namja itu berpikir sedang sms-an dengan seorang yeojya manis yang dia suka. Polos sekali..

“Kalau aku mengaku.. Apa dia akan marah?”

“Pasti marah.” Jawaban Mir membuatku kaget. Mir duduk di kursinya disebelah kananku dan Woohyun duduk dibelakangku. “Jonghyun hyung pasti marah banget. Soalnya kalau aku jadi dia, aku akan akan mengamuk.”

Kutatap Mir kesal. “Gara- gara siapa aku jadi begini hah!”

“Kami juga akan membantu kok Key..” Woohyun mengusap- usap kepalaku pelan. “Kalau kau mau mengaku, kami akan ikut dan membantumu menjelaskannya. Bagaimanapun juga ini kan ulah kami..”

“Nae.. Aku juga pasti membantu.” Minho menambahkan.

Setidaknya aku bisa bernafas lega. “Aku mau menemuinya sekarang. Kalian tunggu disini aja.” Ucapku sambil berjalan meninggalkan ketiga temanku keluar dari kelas.

Seingatku Jonghyun hyung kelas 2-B kan? Aku langsung naik ke lantai dua gedung sekolah ini. Menatap papan penunjuk kelas, mencari kelas 2-B. Langkahku terhenti saat kulihat Jonghyun hyung sedang berdiri dengan seorang namja di depan kelas. Menatap keluar jendela di koridor kelas.

Aku buru- buru berjalan kearahnya.

“Dia sangat manis..”

Aku mematung saat dia mengucapkan kata- kata itu. Aku berdiri beberapa langkah di dekatnya. Aku bisa mendengar apa yang sedang dibicarakannya.

“Jeongmal? Tapi aku benar- benar belum pernah melihat yeojya itu. Namanya juga baru pertama kali kudengar saat dia ikut kontes itu.” Balas teman disebelahnya.

Jonghyun hyung tertawa kecil dan tersenyum kearah temannya itu. Aku buru- buru bersembunyi di balik tembok yang agak memberikan sekat antara kami. “Tapi dia benar- benar manis. Saat aku pertama kali melihatnya rasanya hatiku langsung bilang, dia orangnya. Kurasa aku benar- benar menyukainya.”

Jonghyun hyung.. Apa kau akan bilang begitu kalau kau tahu aku ini namja?

“Kalau begitu nyatakan aja perasaanmu kepadanya.”

“Aku memang berniat begitu. Seenggaknya aku nggak berniat melepaskan yeojya seperti Gwiboon. Aku ingin berada disisinya. Meski kelihatannya banyak yang sengaja ia rahasiakan dariku, sih..”

Jangan bicara seakan- akan kau mengenalku hyung.. Aku ini penipu!

“Sepertinya kau memang sangat menyukainya.”

“Aha.. Lebih buruk Jinki.. Aku mungkin mencintainya.”

Aku menelan ludah takut mendengar kalimat terakhir Jonghyun hyung. Dia serius mencintaiku? Ah, aniya! Dia serius mencintai Kim Gwiboon yang berada di dalam diriku. Dia sama sekali nggak kenal siapa itu Kim Kibum. Yang dia suka itu Gwiboon.

Entah kenapa aku merasa sesuatu mengganjal perasaanku. Dengan cepat aku berlari meninggalkan tempat itu. Aku nggak bisa mendengarnya lagi.. Aku terlalu takut untuk menyadari betapa besar perasaan Jonghyun hyung terhadap Kim Gwiboon.

Aku takut sekali..

~Key pov end~

0o0o0o0o0o0o0

“Gwiboon-sshi!”

Key menoleh kearah Jonghyun yang berlari kearahnya. Ya, namja itu kini sudah berubah menjadi sosok Kim Gwiboon dan menunggu Jonghyun di depan Namsan tower. “Kau terlambat.” Ujarnya dingin.

Jonghyun nyengir sambil menggaruk kepalanya. “Karena bingung mau bagaimana, semalam aku nggak bisa tidur. Mianhae..” Namja itu langsung menggandeng tangan Key, tapi Key buru- buru menghindar. Jonghyun agak aneh melihat kelakuan Key.

“Sekarang ayo masuk ke dalam. Disini panas.” Key berjalan mendahului Jonghyun. ‘hari ini aku harus jujur kepadanya.

Di belakang, Jonghyun memandangi tangannya yang tadi ditolak Gwiboon-nya. Ia tersenyum kecil dan berlari menyusul Key. “Hari ini aku mau memasang gembok dengan namaku dan namamu di atas Namsan. Hehe..”

“Hyu-o-oppa!” Key gelagapan nyaris salah bicara lagi. Wajahnya kembali memerah. “Jangan bercanda.. Aku kan bukan pacarmu..”

“Waeyo? Siapa tahu kau akan jadi pacarmu..” Jonghyun tersenyum polos lagi.

Key menatapnya kesal. Bukan kesal karena ucapan Jonghyun tapi kesal kepada dirinya yang sudah membohongi namja sebaik Jonghyun. “Aish.. Lupakan!” Key berjalan mendahului Jonghyun. Tapi tiba- tiba high heels yang dipakainya patah. “Aauuw!”

“Gwiboon-sshi!” Jonghyun menghampiri Key kaget dan menunduk. “Gwaencahanyo?”

Key rasanya mau menangis. Bukan karena malu, tapi karena benar- benar merasa bersalah. Diambilnya high heels-nya yang patah dan menggetok- getokannya. “Babbo! Kenapa harus patah disini sih! Memalukan!”

Jonghyun mengerjapkan matanya bingung melihat kelakuan Key yang matanya sudah berkaca- kaca. “Mianhae..” Namja itu langsung memeluk yeojya dihadapannya. “Mianhae, kata- kataku membuatmu merasa terbebani ya? Aku hanya bergurau.. Lupakan aja Gwiboon-sshi..”

Key memejamkan matanya menahan air matanya. ‘Babbo! Bukan itu yang membuatku ingin menangis. Bukan karena ucapanmu itu.. Kenapa kau nggak bisa mengerti sih?’ Batin Key pilu. Perlahan ia mendorong dada Jonghyun agar melepaskannya. “Aku baik- baik aja..”

Jonghyun membantu Key berdiri dan membawanya duduk di sebuah kursi yang berada di dekat mereka. “Tunggu disini. Aku akan mencari toko sepatu dan membelikanmu sepatu yang baru.” Jonghyun mengambil high heels milik Key yang patah dan langsung berlari meninggalkan Key yang nggak sempat menghentikannya.

“Jeongmal babboya..” Bisik Key kesal. “Kenapa baik sekali sih? Kalau begini aku benar- benar bisa jatuh cinta sama dia.. Dia kan hanya mencintai Kim Gwiboon. Bukan Kim Kibum.”

.

~Jonghyun pov~

Aah.. Akhirnya aku dapat sebuah high heels lucu dengan harga murah di toko terdekat. Tapi aku agak kaget juga, meski tubuhnya agak kurus begitu, kakinya besar juga. Seperti kaki namja aja. Dasar Gwiboon..

Aku melihat yeojya itu masih duduk dengan tampang bête sambil memainkan ponselnya. “Gwiboon-sshi.. Mianhae membuatmu menunggu. Ini kubelikan yang baru untukmu.”

Gwiboon menatapku asal. “Seharusnya kau jangan belikan yang baru. Aku masih bisa pulang tanpa sepatu kok..”

Aku merunduk dihadapannya dan memakaikan sepatu itu kepadanya. “Kau pikir aku akan membiarkan yeojya cantik pulang tanpa sepatu? Jangan bercanda Gwiboon.. Hehe..”

Gwiboon diam nggak menanggapiku.

Tiba- tiba kudengar ponsel yeojya itu berbunyi.

“Yeoboseyo..” Gwiboon berbicara di ponsel sedangkan aku memilih duduk di sampingnya. Memperhatikan tiap sudut wajahnya itu. “Mwo? Sekarang juga?” Gwiboon melirik kearahku sekali. “Ah, nae.. Nae arraseo. Aku pulang sekarang. Tunggu aku di rumah, Woohyun..” Gwiboon memasukan ponselnya.

“Ada apa?” Tanyaku.

Gwiboon menatapku sejenak. “Aku harus pulang sekarang oppa. Temanku datang ke rumah untuk mengerjakan tugas. Nggak apa- apa kan?”

Aku tersenyum dan perlahan mengusap rambut panjangnya pelan. “Arraseo.”

“Oppa nggak usah mengantar. Aku mau ke toilet dulu. Sampai nanti..” Ucapnya sambil berjalan meninggalkanku masuk ke hall namsan tower.

Aku masih duduk sendirian. Masa aku beneran nggak mengantarnya? Namja macam apa aku? Setidaknya antar dia sampai naik bus. Oke.. Aku susul dia aja. Lagian lumayan bisa bersama dengannya beberapa saat lagi.

Aku ikut masuk ke hall namsan dan menuju ke toilet. Sepertinya Gwiboon sudah di dalam, jadi kuputuskan untuk menunggunya di depan toilet yeojya. Yah.. Kayaknya dia nggak akan lama sih.. Kuharap..

Kulihat seseorang keluar dari toilet namja. Ngh.. Deja vu.. Aku kayak mengenal sosoknya. Aku nggak melihat wajahnya karena dia jalan dengan cepat menjauhiku. Dia membawa ransel yang cukup besar. Ah, biarlah..

Tiga puluh menit aku menunggu, Gwiboon nggak keluar. Apa dia sudah pulang sejak tadi? Oke.. Telepon aja dulu.

Kuraih ponselku dan men-dial nomor ponselnya.

Tuuut~ Nggak ada jawaban.

Tuuut~ Kenapa nggak diangkat?

Tunggu! Aku mendengar sesuatu.. Samar  tapi jelas. Bunyinya sama dengan bunyi ringtone yang dipakai Gwiboon. Suara ponselnya! Tapi.. Dari dalam toilet namja!

“Gwiboon-sshi!” Aku berlari masuk ke dalam toilet yang kosong itu.

Nggak ada siapapun. Suara ponsel itu semakin jelas. Aku mencoba mengikuti asal suara itu dan benar.. Kutemukan ponsel kecil berwarna pink yang tergeletak dibawah westafel kamar mandi. Tu-tunggu! Kenapa ponsel Gwiboon ada di toilet namja!

~Jonghyun pov end~

0o0o0o0o0o0o0

“Aigooo! Ponselku hilang!” Key mengobrak- abrik ransel sekolahnya. Menumpahkan segala macam barang ke atas mejanya. “Dari kemarin aku nggak megang ponsel, jadi baru sadar sekarang!”

“Tumben kau ceroboh Key.. Ada hubungannya sama Jonghyun hyung ya?” Tanya Minho santai.

Key nggak menanggapi Minho. “Bantu aku dong~”

Woohyun mengeluarkan ponselnya dan men-dial nomor ponsel Key. Dia menunggu agak lama hingga seseorang mengangkatnya. “Yeoboseyo?” Sapanya pelan. “Nae.. Apa kau mengenal pemilik ponsel ini? Aku temannya. Saat ini temanku sedang kebingungan karena ponselnya hilang.”

Namja diseberang telepon itu terdiam. “Ngh.. Kau teman Gwiboon-sshi?”

Woohyun menelan ludah takut sambil mengatupkan mulutnya. Dia menatap Key yang menatapnya penasaran.

“A-apa?”

Woohyun terus mengedipkan matanya bingung. Ia membuka mulutnya dan membentuk satu kata. ‘Jong-hyun-hyung’. Key dan Minho langsung tercengang dan menatap Woohyun bingung.

“A-ah.. Benar.. Ini ponsel Gwiboon.. Aku temannya. Kalau kau mengenalnya, bisakah kau mengembalikannya. Anak itu sedang bingung.”

“Oke.. Tolong sampaikan padanya kalau ponselnya ada padaku. Kim Jonghyun. Datang aja ke kelasku di kelas 2-B, kami satu sekolah.” Jonghyun langsung menutup panggilannya. Menyisakan tatapan horror dari Woohyun kepada Key.

“Apa yang dia bilang?”

“Kau disuruh mengambilnya di kelasnya.”

Key menghempaskan tubuhnya bersandar di kursinya. “Matilah aku.. Apa yang harus kulakukan sekarang? Masa aku menyamar jadi yeojya disekolah? Pakai apa…”

“Heyo.. Guru bilang pelajaran olah raga hari ini bebas!”

Seruan Seohyun membuat tatapan mata ketiga namja itu tertuju kearahnya.

“Seohyun!” Seru Minho cepat.

.

~Key pov~

Aku gemetaran keluar dari kelas dengan menggunakan kostum yeojya. Well, ini seragam Seo. Saat ini yeojya itu ada di kelas menggunakan seragam olah raga. Untungnya Seohyun juga mau bertanggung jawab gara- gara hal ini. Bukan hanya dia sih, seluruh siswa di kelas membantuku.

“Tenang aja.. Aku kan menemani.” Minho menepuk bahuku.

“Tetap aja aku gugup.”

Kami berdua naik ke lantai dua, menuju kelas 2-B. Aku melongo masuk dan mendapati sosok Jonghyun hyung tengah duduk di kursinya sambil memandangi ponselku. Tatapan matanya sangat sulit kujelaskan. “Jo-jonghyun oppa..”

Jonghyun hyung menoleh menatapku dan tersenyum riang. Ia langsung menghampiriku. “Gwiboon-sshi! Ini pertama kalinya aku melihatmu dengan seragam sekolah. Kau manis sekali..”

Seketika juga wajahku terasa panas. “A-anou.. Ponselku..”

“Ah ini..” Jonghyun menyodorkan padaku ponselku. Aku buru- buru mengambilnya. “Waktu itu aku mau menyusulmu, dan kutemukan ponselmu di luar toilet yeojya.” Gumamnya.

Aku hanya mengangguk. Jadi terjatuh.. Tunggu! Kok di depan toilet yeojya? Aku kan nggak ke dalam toilet yeojya! Ada apa ini..?

“Ayo, Gwiboon.”

Ah, aku ingat Minho juga disini. Jonghyun hyung menatap Minho.

“Dia.. Namja chingumu?”

“A-ani! Dia..”

“Aku teman sekelasnya. Choi Minho.”

Jonghyun hyung mengangguk dan mengusap kepalaku lembut. “Sana kembali ke kelasmu, sebentar lagi bel masuk.” Jonghyun hyung mendorongku menjauh dan masuk ke dalam kelasnya. Dalam keheningan aku berjalan bersama dengan Minho.

“Dia mulai mencrigaimu, Key..”

Aku diam. “Kurasa begitu..”

~Key pov end~

0o0o0o0o0o0o0o0

Jonghyun duduk termenung sambil memandangi lapangan sekolah dari jendela koridor. Memandangi banyak namja yang bermain bola di lapangan saat pelajaran olah raga. Tatapan matanya tertuju pada sosok Minho yang sangat mencolok mata.

“Dia sahabat Gwiboon.. Selama ini aku nggak pernah melihat dia bersama dengan yeojya. Aku sering melihatnya bersama dengan ketiga teman namja, nggak ada Gwiboon.”

Jonghyun memilih berjalan menuruni tangga dan mencari kelas 1-A. Jam istrirahat jadi kelas itu agak kosong. ‘Benarkah ini kelas Gwiboon-sshi?

Brak! Seseorang menabrak Jonghyun dari belakang.

“Ah, mianhae.”

Jonghyun menatap namja yang menabrkanya dan terkejut. “Ah.. Ah.. I-iya.. Gwaenchana..”

Namja yang ditabrak itu juga shock melihat Jonghyun. Nae, dia itu Kim Kibum atau Key. Key mengangguk sekali dan masuk ke dalam kelasnya. Jonghyun masih memandanginya dengan kaget. Berusaha mengingat wajah namja itu.

.

~Jonghyun pov~

Dia.. Dia itu kan namja yang banyak sekali fotonya di ponsel Gwiboon. Sebenarnya saat ponselnya ada padaku aku membuka file dalam ponselnya. Aku menemukan banyak sekali foto namja itu dan beberapa namja lainnya. Salah satunya ada Choi Minho itu.

Kenapa ponsel Gwiboon berisi fotonya? Apa dia pacarnya?

Kenapa ponsel itu ada di toilet namja?

Aaargh! Aku mengacak rambutku frustasi.

Aku harus memastikan semuanya! Semuanya.. Tapi.. Kalau Gwiboon ternyata… Kalau dia sebenarnya… Apa yang harus kulakukan? Mungkinkah aku akan melupakannya? Mungkinkah aku membencinya?

Kupandangi foto seorang namja yang kuambil dari ponsel Gwiboon.

Wajahnya.. Memang dia..

~Jonghyun pov end~

0o0o0o0o0o0o0

“Gwaenchanayo Key?” Chulyong menepuk- nepuk bahu Key. “Beberapa hari ini kau kelihatan sangat murung.”

“Sejak dia berpapasan dengan Jonghyun hyung di kelas kita.” Koreksi Woohyun. “Entah namja itu mengenali wajahnya atau nggak, tapi kalau aku, aku pasti akan mengenali wajah orang yang kusuka meski dia menyamar.”

“Kata- katamu membuatnya semakin tertekan.” Tambah Chulyong. “Sudah satu minggu dia nggak menghubungimu kan Key?”

Key mengangguk malas. “Aku mencoba mengiriminya pesan, tapi nggak pernah dibalas.”

“Key..” Minho menatap baik- baik sahabatnya itu. “Kau juga menyukai Jonghyun hyung ya?”

Key nggak berani menjawab pertanyaan Minho. Woohyun dan Chulyong diam memandangi Key. “Aku.. Aku mungkin sudah terpengaruh dengannya. Tadinya kupikir itu semua mustahil. Menyukai namja sedangkan aku ini namja. Tapi sekarang aku baru sadar..”

“Sudahlah.” Woohyun memotong ucapan Key. “Sudahlah..”

Minho dan Chulyong diam. Mereka bertiga kini merasa bersalah terhadap Key. Bagaimanapun juga semua dimulai gara- gara ide konyol mereka.

.

~Jonghyun pov~

Dia memegangi ponsel Gwiboon. Oh, Kim Jonghyun.. Ini adalah bukti kalau selama ini kau telah ditipu oleh Kim Gwiboon! Dia itu namja! Ini memalukan! Menjijikan.. Selama ini aku jatuh cinta kepadanya sedangkan dia, aku yakin dia tertawa dibelakangku!

Kuraih ponselku dan men-dial nomor Gwiboon.

Aku ingin memastikan untuk yang terakhir kalinya. Kutunggu beberapa saat sambil menatap lurus namja itu. Dia memandangi ponselnya dan mendekatkannya ke telinganya. “Yeoboseyo..” Ini suara Gwiboon, tapi yang berbicara.

“Kau..”

Aku nggak sanggup melanjutkannya. Aiish! Buru- buru aku menutup flat ponselku dan berlari menjauhi kelas 1-A. Kau menyedihkan Kim Jonghyun.. Kau memalukan! Ini sangat memalukan!!

~Jonghyun pov end~

0o0o0o0o0o0o0

~Key pov~

Satu bulan sudah. Aku nggak berinteraksi dengan Jonghyun hyung sama sekali. Semua pesanku nggak dibalas, panggilangku nggak dijawab. Kadang aku mengintip ke kelasnya dan dia hanya kelihatan termenung. Rasanya aku jadi kacau..

“Ini sudah nggak bisa kubiarkan! Baiklah aku yakin Jonghyun hyung sudah tahu rahasia Key. Aku akan bicara dengannya dan menjelaskan semuanya!” Mir berseru semangat sambil berdiri. Ia hendak berjalan keluar kelas, tapi aku menahannya. “Wae?”

“Jangan.. Biar aku yang mengakhirinya.” Bisikku. Nae, ini semua memang harus diakhiri. Aku tahu mungkin dia akan memukul atau memakiku, tapi aku nggak perduli. Aku nggak bisa seperti ini terus. Terlalu menyakitkan.

Aku berjalan keluar kelas. Saat aku berada di luar kelas aku melotot melihat Jonghyun hyung yang sudah berada di depanku. Menatapku dingin tanpa senyum cerianya. Aku agak gemetar dan memilih menunduk.

“Kim Gwiboon..”

Degh! Dia memang sudah tahu..

“Ikut aku.” Jonghyun hyung langsung menarik tanganku dan membawaku pergi dari kelasku.

“Tunggu! Jonghyun hyung, dengarkan kami dulu! Ini semua_”

“Jangan ikut campur.” Jonghyun hyung memotong ucapan Minho. “Aku ada perlu dengan dia.” Dan Jonghyun hyung kembali menarik tanganku. Aku hanya bisa diam menurut. Memangnya apa yang bisa kulakukan? Melawan? Bukannya aku ingin mengakhiri semuanya?

~Key pov end~

.

Jonghyun membawa Key ke atap sekolah. Kini keduanya berdiri berhadapan. Jonghyun menatap Key dingin sedangkan Key memilih menatap ke arah lain. Yang penting menghindari kontak langsung dengan Jonghyun.

“Ada yang mau kau jelaskan?” Tanya Jonghyun dingin.

Key menatap Jonghyun. “Namaku bukan Kim Gwiboon, tapi Kim Kibum. Tapi teman- temanku memanggilku Key.”

“Aku nggak bertanya siapa namamu.”

Key menelan ludah sambil menautkan kedua tangannya yang gemetar. “Mi-mianhae hyung..”

“Huh.. Kau pikir hanya dengan meminta maaf aku bisa merasa puas. Kau menipuku selama ini. Kau tahu aku sangat mencintaimu, ah bukan.. Aku sangat mencintai Kim Gwiboon, dan saat itu juga kau menertawaiku bukan? Ini sangat memalukan..”

“Bukan begitu hyung…”

“Lalu?”

“Sebenarnya sejak awal aku ingin jujur padamu. Aku juga nggak mau menipumu. Tapi tiap melihatmu yang sangat senang aku jadi ragu. Aku nggak mau menyakitimu. Makanya aku_”

“Siapa yang akan senang kalau tahu dibohongi!!”

Key menutup matanya kaget karena dibentak Jonghyun.

“Kau senang melihatku seperti orang bodoh hah? Berkencan dengan namja yang menyamar jadi yeojya? Kau senang melihatku seperti orang menyedihkan karena ditipu mentah- mentah olehmu hah! Kau senang KIM KIBUM!”

Pertahanan Key runtuh, ia masih memejamkan matanya tapi air matanya mengalir. “Mianhae hyung… Aku sama sekali nggak berpikir begitu… Mianhae…”

“Ini konyol..” Intonasi suara Jonghyun menurun. “Ini terlalu menyedihkan..”

“Aku memang keterlaluan. Aku memang salah. Saat kau menjauhiku, berulang kali aku ingin menemuimu dengan sosok asliku. Tapi aku takut.. Aku takut kau semakin menjauh bahkan membenciku. Aku takut kau nggak akan menyukaiku kalau aku bukan Kim Gwiboon. Aku takut..”

“Aku juga takut Key..”

Key tersentak saat Jonghyun menyebut namanya. Namja itu menatap Jonghyun.

“Aku juga takut.. Kau pikir saat aku tahu kau namja aku langsung membenci dan membuang rasa cintaku pada Gwiboon? Tapi nyatanya aku nggak bisa melakukannya. Aku takut kalau perasaanku ini salah..”

“Hyung..”

“Saat aku tahu Gwiboon adalah namja, aku terus memikirkan kenyataan itu. Siapa yang aku cintai? Gwiboon atau Kibum? Yeojya atau namja? Tapi aku nggak bisa menemukan jawabannya.”

“Mianhae hyung..” Key semakin menunduk.

“Bisakah kau jawab satu pertanyaanku?”

“Apa?”

“Silahkan kau jawab sebagai seorang Kim Gwiboon atau Kim Kibum. Sekali saja.. Pernahkah kau berpikir untuk mencintaiku?”

Key menatap Jonghyun nggak percaya. “Ma-maksudmu?”

“Seperti yang aku bilang tadi. Aku nggak bisa menemukan jawabannya. Tapi akhirnya aku memutuskan satu hal. Siapapun yang kucintai, Gwiboon atau Kibum, yang penting sosok itu adalah kau. Ini membuatku kelihatan semakin menyedihkan, karena itu setidaknya aku mau memastikan apakah kau memiliki sedikit perasaan terhadapku atau nggak.”

Key menggigit bibirnya. “Hyung.. Aku..”

“Meski hanya sedikit…”

“Nado saranghae!” Key langsung memeluk Jonghyun. “Tadinya kupikir ini semua nggak benar. Aku takut mengakuinya, tapi saat kau jauh, aku sadar kalau aku sangat membutuhkanmu disisiku. Aku sadar kalau aku sangat mencintaimu. Jeongmal mianhae hyung..”

Perlahan Jonghyun membalas pelukan Key dan tersenyum. “Tebakanku benar. Sebenarnya aku tahu kau selalu memperhatikanku dan diam- diam aku juga terus memperhatikanku. Kau kelihatan sama sepertiku. Aku juga minta maaf karena mengabaikanmu selama ini.”

Key mengangguk. “Hyung.. Jadi nggak apa- apa kita seperti ini? Kita ini sama- sama namja loh..”

“Nae.. Yang penting kita saling mencintai, Key..” Jonghyun tersenyum. “Mulai sekarang aku nggak akan memanggilmu Gwiboon lagi. Hanya ada Kim Kibum atau Key disini.”

“Arraseo.” Balas Key senang.

Di balik pintu atap trio penguntit bisa bernafas lega sekarang.

“Untunglah.. Niatnya aku mau menjadi cupid untuk mereka.” Gumam Woohyun senang. Minho dan Chulyong hanya tersenyum lega melihat Key yang masalahnya sudah selesai sekarang.

.

~Fin~

=================================================================================

a/n :: nih ff udah lama banget dan udah aq post di fb.. hhaha

 

 

6 thoughts on “A Girl Is You // JongKey

  1. aish…. slama aq bca ff ini, aq nganggap jjong itu onew lho, unn…jd mian y… ^^, coz aq skx pair onkey,… seru critax

    Hwaiting

  2. hehehehehe….makin kebawh, aku jadi makin deg2an…
    gimana reaksi jonghyun…..
    sampai bawah langsung lega~~~
    kekekekeke mantep unn…
    suka benget aku yang ini!!!
    itu trio aneh itu bener2 deh,,,,,
    sampai ngedandanin key jadi yeojaa
    kekekekeke

  3. huft…… syukurlah Jjong gak marah~ malah suka Kibum. bukan seorg Gwiboon. kkkkk~
    Kyaaaaaaa…… saya benar2 Speechless mau komentar apa \></
    cuman kadang ada bagian yg bikin kurang enak ngebaca… kenapa kata2 "nggak" diganti Tidak/Tak atau yg lebih formal? mian nih malah komen begini…. soalnya kadang kurang ngeh aja… mian yah ^^*bow*

Leave a reply to alvie Cancel reply