~CHAPTER 2 of 2 // Last Chapter of Devil Half Angel -D.H.A- Series // KangTeuk // Final~
.
“HYUUUNG!!!”
Kedua bola mata Angel terbuka lebar saat melihat Jewel sudah ada dihadapannya. Anak panah itu bukannya menancap di jantung sang malaikat, melainkan menancap di telapak tangan Jewel.
“Hyu-hyukkieeee!!”
“Jewel..?”
Angel benar- benar kelihatan shock. “Je-jewel…”
Gantian Jewel tersenyum lembut dengan wajah meringis menahan sakit. Darah segar menetes dari telapak tangannya dan mulai mengotori jubah putih malaikatnya. “Da-dasar hyung bodoh..” Ucapnya tersendat. “A-aku kan sudah berjanji, sebagai gantinya aku akan melindungi hyung dengan taruhan nyawaku. Aku pernah berhutang budi pada hyung, tak akan kubiarkan hyung mati konyol di sidang ini.”
SRATT! Kedua sayap Jewel terkulai lemah dan malaikat itu langsung melayang jatuh.
“Jewel!!” Angel langsung menahan tangan Jewel yang berdarah. Dengan satu tarikan dicabutnya panahnya yang menembus di telapak tangan Jewel. “Jewel ireona!! Dasar bodoh! Kenapa kau yang harus menahan panahku!!” Perasaan malaikat itu sakit sekarang. Dia sama sekali tak menyangka kalau dongsaengnya akan melakukan hal ini.
“Hyung!” Cloud terbang cepat mendekatinya dan menatap luka Jewel. “Menembus tangannya. Dia kehabisan banyak sekali darah.” Ucapnya ngeri saat melihat telapak tangan Jewel yang berlubang.
Cloud mengalihkan pandangannya ke arah dua dewa yang masih diam. “Dewa, kalau kalian bisa membebaskan kami semua dari hukuman, seharusnya kalian membebaskan Angel juga kan? Pengadilan ini sangat tidak adil! Kenapa hanya Angel?! Aku juga bersalah!”
“Pangeran!” Angel langsung menarik tangan Cloud berusaha menenangkannya. “Jangan banyak bicara. Sudah bagus kalian selamat. Sekarang, bawa semuanya pergi dari sini. Biar aku yang mengatasi semuanya!”
“Aniya!!” Cloud balas berteriak menatap Angel marah. “Memangnya apa yang akan kau lakukan, hyung?! Kau akan mempertaruhkan nyawamu hanya demi kami?! Kami tak akan membiarkan hal itu terjadi! Kau pikir semua ini adalah tanggung jawabmu?! Kami semua ikut bertanggung jawab atas semua ini! Kami ini selalu bersamamu hyung, berhenti bersikap seperti ini!”
Angel membisu menatap Cloud. Matanya terasa panas mendengar ucapan dongsaengnya.
“Angel…” Perlahan Camomile terbang mendekatinya. “Cloud benar. Jangan pertaruhkan nyawamu hanya demi kami. Kami datang untuk menyelamatkanmu. Jadi percayalah…” Dia meraih satu tangan Angel yang masih bebas dan menatap mata malaikat itu dalam- dalam.
TES! Air mata Angel menetes.
“Camomile…”
“Aku sudah berjanji kan? Apapun yang terjadi aku akan selalu melindungimu.”
Angel memejamkan matanya kuat- kuat sambil menarik nafasnya dalam- dalam. “Gomawo… Jeongmal gomawo.” Malaikat itu kembali membuka matanya sambil menutup mulutnya yang mulai mengeluarkan suara isakan kecil. “Mianhae… Aku telah membuat kalian sangat cemas.”
“Gwaenchana…” Camomile langsung memeluk Angel dan menenggelamkan wajah malaikat cantik itu di dada bidangnya. Pangeran itu kini menatap dewa kegelapan yang menatapnya dingin. “Seperti yang tadi kukatakan, akan kuhancurkan tempat ini dengan tanganku sendiri kalau pengadilan ini tetap dilakukan.” Ancamnya dingin.
Cloud menarik Jewel hati- hati dari Angel. Dia ikut menatap dewa langit. “Aku juga akan melakukannya. Akan kubuang jauh- jauh predikat pangeran dalam diriku. Aku akan memilih jalan sebagai pemberontak dan menghancurkan tempat ini jika kalian memaksanya.”
SRAT! Petal kini berada dihadapan keempat namja itu.
“Aku pun akan melakukannya.” Ancamnya ikut- ikutan. Sekilas dia menoleh kebelakang dan tersenyum. “Aku akan berada dipihak kalian selalu.” Dia kembali menatap dua dewa yang masih duduk tenang.
Ketegangan terjadi di sidang itu. Para malaikat menunggu keputusan dewa.
“Apa yang akan mereka pilih…?” Gumam Ryeowook gemetar.
Dewa kegelapan berdiri dari duduknya dan semua yang ada di colossium itu mulai bereaksi semakin tegang. Berharap akan ada sebuah keputusan yang akan diucapkan sang dewa kegelapan karena melihat kedua pangran iblis itu memberontak.
“Kalian berdua serius?” Tanya sang dewa dingin.
“Je-jeongmal!” Suara Petal bergetar.
Sang dewa kegelapan berpaling dari mereka semua dan diam. Perlahan langit di dunia langit yang tadinya terang mulai diselimuti awan hitam yang sangat pekat. Petir- petir besar saling menyambar membuat suasana siang itu berubah mencekam.
JLEGAR! Sebuah kilat menyambar kearah Camomile dan yang lainnya.
“Awaaas!!” Jerit Petal sambil menarik Cloud dan Jewel bersamaan. Camomile juga langsung menarik Angel menghindari kilat itu.
DUAAR! Kilat itu menyambar permukaan colossium dan menimbulkan ledakan yang sangat hebat.
Tan, Sparkyu juga Snow yang berada di permukaan colossium langsung menutupi keempat manusia itu dari serpihan sisa- sisa ledakan permukaan yang berhamburan kesegala arah. “Kurasa dewa kegelapan marah besar!” Seru Snow ngeri.
Tan langsung menengadah menatap sosok Petal yang menatap lurus kearah dewa. “Kalian berdua, bawa keempat manusia ini keluar dari colossium dan pergi ke tempat yang jauh. Kalau perlu kalian harus keluar dari dunia langit.”
“Tapi hyung_” Sparkyu baru saja mau memberontak, tapi dia langsung bungkam saat merasakan Sungmin menggenggam tangannya gemetaran. Ditatapnya kekasihnya bingung. Wajah Sungmin pucat. “Hyung? Gwaenchana?”
“Se-sesak…” Ucap Sungmin perlahan.
Mereka kembali menatap Sungmin. “Hyung gwaenchanayo?! Apa yang terjadi lagi dengan tubuhnya?!”
DEGH! Sparkyu merasakan sesuatu yang aneh dengan jiwanya. Jantungnya berdegup kencang dan perlahan tanpa memperdulikan Sungmin dia menengadah keatas.
Kedua bola matanya berubah merah shock saat melihat sang dewa langit kini berdiri sambil membuka kedua sayap emasnya lebar- lebar. Satu tangannya kini sudah memegang sebuah busur dan anak panah yang siap dilepaskan.
“Te-tekanan kekuatan dewa langit sangat besar… Karena itu darah iblis Sungmin hyung tak bisa bertahan.” Ucap Snow. “Kita harus segera keluar dari colossium ini!” Snow langsung berniat mencari jalan.
SRAAT! Semua pasukan malaikat utama membuat barisan mengepung mereka.
DEGH! DEGH! Sparkyu mulai kelihatan gelisah.
“Sparkyu gwaenchanayo?” Tan menatapnya ragu. Dilihatnya wajah pucat Sparkyu yang hanya menengadah menatap keatas. Iblis itu menoleh kebelakang dan menatap geram para malaikat utama. “Satu- satunya jalan keluar adalah melawan mereka. Snow, kau satu- satunya malaikat dipihak kita sekarang. Apa kau bisa bertahan? Sparkyu mulai gelisah karena tekanan energi dewa langit.”
Snow mengangguk yakin. “Setidaknya kalau hanya mencari jalan keluar aku masih bisa melakukannya.” Malaikat itu menatap Sparkyu. “CHO KYUHYUN! SADARLAH!!”
DEGH! Sparkyu kembali tersadar dan menatap Snow shock.
“Kendalikan dirimu sebentar saja. Kau bisa kan?”
Sparkyu mengangguk sambil langsung menarik Sungmin kedalam pelukannya. “Donghae hyung, kau berlindung didekatku juga. Tolong jaga Sungmin hyung. Snow hyung, kau bisa mengambil alih Siwon hyung juga Ryeowook. Bagaimana?”
Snow mengangguk.
Kini mereka menatap Tan yang masih menengadah serius. “Tan hyung?”
“Aku akan keatas sana.” Iblis itu langsung terbang melesat keatas.
Cloud dan Angel menatap dewa langit shock. “De-dewa…”
“Siapapun yang berniat mengacaukan sidang langit, maka akan kumusnahkan.” Ucap sang dewa langit datar. Dia menoleh menatap Cloud. “Kau bukanlah pangeran di dunia langit ini, Cloud.”
TAS! Dia melepaskan anak panah yang dibidiknya kearah Cloud.
“Yesung hyung!!”
“Pangeran, serahkan Jewel kepadaku!”
Cloud tersentak saat melihat Tan terbang kearahnya. Detik itu juga dilepasnya Jewel yang langsung melayang jatuh menuju Tan.
CTRAKK! Panah sang dewa kini ditahan oleh Mitang yang sudah berada di hadapan Cloud. Tentu saja Mitang mundur didorong tekanan anak panah yang sangat kuat itu.
BRUAGH! Tubuh Mitang dan Cloud saling berbenturan. Cloud langsung menarik Mitang menghindar dari anak panah yang kembali melesat lurus dan mengenai setengah bagian gedung colossium.
“Mitang…”
“Angel hyung, kita tak mungkin menang melawan dewa. Kita harus mencari jalan agar bisa keluar dan kabur dari sini!” Seru Mitang serius sambil menatap bagian colossium yang runtuh perlahan. Sebuah kekuatan membuatnya tersentak dan Mitang kembali menoleh kearah dewa.
Sebuah panah melesat kearahnya dan Cloud.
SRAT! Dengan sekali tebas, String menebas panah itu menjadi dua. Tapi ujung anak panah itu masih melesat kearah Mitang dan Cloud, kedua malaikat itu langsung terbang menghindar secepat mungkin.
DUAR! Ledakan terjadi lagi.
“Mustahil kita bisa mengalahkan dewa!” Seru String serius sambil menatap Angel yang masih terpaku. “Bagaimana denganmu hyung? Apa kau punya keyakinan bisa mengalahkan dewa saat ini?”
“Angel…”
Angel menjauhkan tangan Camomile yang sejak tadi memegangi tangannya dan menatap dewa langit serius. “Aku akan pakai rencana Mitang.”
“Sip!” Seru String.
Dewa langit menyibakkan jubahnya dan menatap Angel serius. “Tangkap mereka semua hidup atau mati!” Perintah itu kembali diucapkan sang dewa. Angel dan kelompoknya langsung membentuk formasi seadaanya karena para malaikat utama itu langsung bergerak kembali.
“Ugh…”Perlahan Jewel kembali membuka matanya.
“Jewel?”
0o0o0o0o0o0o0o0
~Camomile/Youngwoon pov~
TRAKK! Entah keberapa kalinya pedangku saling beradu dengan pedang para malaikat yang mulai menyerang kami habis- habisan itu. Aku tak punya waktu untuk menghitungnya sepertinya.
Tapi aku tak pernah melepaskan perhatianku dari sosok Angel yang juga diserang tak jauh dari sisiku. Sebisa mungkin aku ingin mendekatinya untuk menolongnya, tapi lawanku para malaikat utama, bukan hanya tentara.
WHUUSHH! Aku tersentak saat kepulan api menyembur kearahku. Dengan sigap aku terbang menghindar. Kutatap U-know yang menatapku geram.
“Lebih baik sekarang kalian menyerah. Tak akan ada satupun dari kalian yang bisa keluar dari kepungan malaikat utama ini.” Ucapnya dengan yakin.
Aku memegang pedangku erat dengan kedua tanganku dan kuarahkan ujung mata pedangku kearah U-know. “Kami akan keluar dari sini, tak akan ada yang bisa menangkap kami.”
ZRUASH! Energi hitam keluar dari ujung pedangku kearahnya. U-know terbang menghindar, tapi dengan kemampuanku, kubuat energi hitam itu justru mengejar U-know.
Kulirik lagi Angel yang berhasil menghindari serangan seorang malaikat. Aku terbang cepat kearahnya sambil menghindari banyak serangan para malaikat yang ditunjukkan kepadaku.
SRATT! JLEGARR!
Aku langsung berhenti sebelum sempat berdekatan dengan Angel karena petir lagi- lagi menyambarku. Kutatap kearah dewa kegelapan yang menatapku dingin. “Appa!!”
JLEGARR!!
Kini beberapa petir mulai turun dari langit dan berusaha menyambarku. Bukan hanya aku, kulihat petir- petir itu juga menyambar Petal hyung yang berdekatan dengan Tan hyung. Hanya kami yang sengaja diserang.
JLEGARR! Petir kembali menyambar.
WHUUNG! DUARR! Tercipta sebuah kubah cahaya yang melindungi kami semua dari petir hebat itu. Kulihat kini Jewel melayang sambil mendorong kedua tangannya ke arah kubah cahaya itu. Dia melindungi kami. Kulihat darahnya kembali menetes. Lukanya pasti terbuka lagi karena dia menggunkan kekuatannya.
“Jewel! Jangan gunakan kemampuanmu!” Cloud langsung berusaha menghampirinya. Tapi tentu saja dijaga oleh para malaikat utama yang kembali menyerangnya. Beberapa dari mereka justru terbang menuju Jewel.
Perlahan Jewel mundur dan kubah itu mulai menyempit lalu menghilang.
TRAKK! Dengan sigap kulihat Jewel memegang pedangnya dengan satu tangan kirinya dan menahan semua serangan para malaikat yang kini ikut menyerangnya. Dengan kondisi seperti itu, dia akan sangat kesulitan. Tapi setidaknya, Mitang berusaha melindunginya dengan sebisa mungkin.
“Sekalipun jangan menjauh dariku Jewel.” Ucap Mitang tegas.
Kali ini aku menunduk kebawah disela- sela serangan yang aku lancarkan kepada malaikat- malaikat itu. Kulihat Snow dan Sparkyu sedikit kewalahan menghadapi para malaikat yang menyerangnya, dan String memilih membantu mereka.
Posisi kami sangat tidak menguntungkan.
“CAMOMILE!! Apa yang kau lakukan?! Awas belakangmu!!”
Seruan kencang Petal hyung membuatku kembali fokus.
DUAGH! Aku terpental saat kurasakan sesuatu menghantam punggungku dan aku melayang hingga menabrak tiang colossium yang perlahan retak terkena tubuhku.
“Uhukk!” Darah keluar dari mulutku. Samar kulihat Hero terbang cepat kearahku sambil mengayunkan pedangnya. Butuh waktu sepersekian detik bagiku untuk menghindari serangan itu dengan sulit.
SRATT! GRAAAK! Hero membelah tiang colossium dan tiang itu mulai runtuh perlahan.
“SNOW! SPARKYU! STRING!” Di dekat reruntuhan itu, ketiga dongsaengku itu tengah bertarung dengan para malaikat itu. Mereka tak akan memiliki waktu untuk menghindari reruntuhan tiang besar itu!
Hero kembali menyerangku, mau tak mau aku kembali fokus kepadanya. Kutarik lagi pedangku dan aku menahan pedangnya. “Jangan alihkan perhatianmu dariku pangeran Camomile.” Ucapnya dingin.
Sial!
SRIIING! Untuk yang kedua kalinya sebuah kubah cahaya muncul dari bawah dan melindungi Snow, Sparkyu, String dan keempat manusia itu. Tunggu, siapa itu? Bukankah yang lainnya berada di atas ini?
“Shins…” Hero menggeram kesal.
Shins?
Reruntuhan tiang itu yang seharusnya meniban mereka bergeser kearah lain. Kubah itu tak bisa tertembus. Dari kepulan debu akibat reruntuhan itu, aku melihat Shins berdiri sambil menahan kedua tangannya untuk melindungi mereka.
“Shins! Kau memberontak!” Kudengar U-know berseru tak percaya.
Sekarang saatnya!
Disaat Hero mengalihkan perhatiannya, aku segera mengayunkan pedangku kearahnya dan dengan cepat menebas sayapnya.
“Aaargh!” Hero terbang mundur dengan segera menjauhiku. Tatapan matanya kelihatan marah menatapku. “Kau!”
“Kau sendiri yang bilang jangan alihkan perhatian.” Ucapku sambil memegang pedangku dengan kedua tangan. Dan langsung melesat cepat kearahnya.
SRATT! Gerakanku langsung terhenti saat sebuah panah kembali mengarah kepadaku.
Aku menengadah. Kini kulihat dewa langit mengarahkan busurnya kepadaku. Dan aku melihat dewa kegelapan mengalihkan perhatiannya dariku menatap Angel. Sasaran keduanya kini berubah?
~Camomile/Youngwoon pov end~
.
~Angel/Leeteuk pov~
Kutatap sang dewa kegelapan. Dia mengarahkan satu tangannya kearahku, sedangkan kini dewa langit telah membidikkan anak panahnya kearah Camomile.
“Berhenti melawan, Angel… Atau pangeran itu yang akan kumusnahkan didepan matamu.” Ucap dewa langit dingin.
Jantungku berdegup cepat. Kutatap Camomile yang juga menatap kearahku dengan tatapan tajam. Dari sorot matanya seakan dia bilang kalau aku tak boleh mendengarkan dewa. Tapi apa yang harus kulakukan?
SRET! Beberapa tali dari cahaya kini mulai melesat cepat dan mengikat tubuh Petal.
“Aiish! Apa ini!” Kulihat Petal yang telah terikat tetarik kebelakang sehingga tubuhnya menabrak sebuah tiang colossium. “Akh!”
“Petal!” Tan yang baru saja mau terbang kearahnya tiba- tiba juga ditarik kebawah karena satu kakinya terikat. Dia melesat jatuh hingga menghantam permukaan colossium. Aku shock melihat tubuhnya dihantam kuat.
“Tan!” Seruku kacau.
Snow, Sparkyu, String, Sungmin, Siwon, Donghae dan Ryeowook di bawah sana yang tadinya dilindungi oleh Shins juga terkepung oleh ratusan malaikat utama juga tentara. Tak ada celah untuk kabur sekarang.
SRATT!
Tiba- tiba kedua tanganku ditarik kebelakang.
“Kau tertangkap.” U-know mengekang kedua tanganku.
“Angel hyung!” Cloud baru saja mau melesat kearahku, tapi tiba- tiba Xiah menghalanginya. “Apa yang kau lakukan Xiah! Pergi dari hadapanku!”
Xiah mengarahkan mata pedangnya kearah Cloud, tapi dengan segera Mitang berada di hadapan Cloud sambil mengarahkan mata pedangnya kearah Xiah. Kedua malaikat itu saling bertatapan dingin.
Kulihat dengan cepat Xiah menarik tangan Jewel dan melemparnya kearah Mitang sehingga keduanya berada di posisi yang sama. Cloud maju mendekati Mitang dan Jewel. Xiah kini mengarahkan pedangnya kearah ketiganya dan menoleh menatapku. Tatapannya mengancam.
“Menyerahlah Angel, ini akhir dari semuanya.” Bisik U-know.
Menyerah? Apa kalau aku menyerah maka semua akan berakhir? Aku tak ingin satupun dari mereka terluka. Semua ini karena diriku, jadi akulah yang harus bertanggung jawab atas semua kekacauan ini.
“JANGAN DENGARKAN HYUNG!”
DEGH! Aku menunduk menatap Snow yang berada di bawah.
“Jangan menyerah! Jangan pernah serahkan dirimu! Kita akan tetap bersama semuanya! Kita semua kan satu keluarga hyung, jadi jangan pernah mau menyerah!” Snow menatapku lurus dengan wajah tegang.
Satu keluarga…
“Angel hyung, kau harus terus mempercayai kami. Sama seperti kami yang selalu mempercayaimu.” Kali ini Jewel yang berbicara dengan sekuat mungkin meski kini tubuhnya telah terluka sangat parah. “Kita akan selalu bersama, tak akan ada satupun dari kita yang boleh menyerah.”
KEERT! U-know menarik tanganku kebelakang semakin kuat dan membuat kedua sayapku ikut merasa sakit. Aku hanya bisa meringis pelan menahan sakit.
“Jangan konyol, hyung. Kau telah mengacaukan peraturan dunia langit. Lebih baik jangan melawan lagi. Kau tahu saat ini nyawa mereka semua ada ditanganmu.” U-know mengalihkan tatapannya. “Diam disana pangeran Camomile. Sekali saja kau bergerak pergi dari tempatmu, maka aku akan membunuh Angel hyung.”
Kami semua tak ada yang bisa bergerak.
Perlahan U-know terbang menggiringku mendekati dewa langit. Kini satu tangannya yang memegang pedang diarahkan tepat didepan leherku. Sedikit saja aku melawan, mungkin dia akan menebas leherku dengan mudah.
“Dewa…”
Dewa langit masih mengarahkan anak panahnya kearah Camomile, namun tatapannya beralih kepadaku. “Perintahkan mereka semua berhenti membuat kekacauan di dunia langit, Angel.”
Meski kuperintahkan begitu, mereka tak akan mendengarkanku sekarang.
“Masalah ini sudah sangat keterlaluan. Tadinya kami hanya ingin menghukummu, tapi kalau mereka semua tetap memberontak, aku tak akan berpikir panjang lagi, aku akan memusnahkan mereka semua termasuk keempat manusia dibawah sana.”
“Mereka tak ada hubungannya dengan dunia langit!!” Seruku. Tapi begitu aku berseru U-know menusukkan ujung pedangnya di leherku. Bisa kurasakan kini darah mengalir dari leherku, membasahi dadaku.
“Jangan meninggikan suaramu dihadapan dewa langit.” Ucap U-know.
Kulirik Camomile yang menatapku cemas. Lalu aku menoleh menatap Cloud , Jewel dan Mitang. Berikutnya menatap Petal dan menunduk menatap Tan. Terakhir kualihkan tatapanku menatap Snow, String, Sparkyu, Siwon, Donghae, Sungmin, Ryeowook juga Shins. Mereka semua menatap lurus kearahku dengan tatapan menunggu. Menunggu keputusanku.
Kualihkan tatapanku kearah dewa langit. “Aku tak akan menyerah.” Ucapku serius.
“Itu bukan pilihan yang benar.”
DEGH! Aku shock karena dewa kegelapanlah yang membalas keputusanku itu.
SRATT! Aku mematung shock melihat kekuatan yang sangat besar melintas tepat dihadapan wajahku. Turun untuk menyerang sesuatu.
“ARRRGGGH!”
Jeritan itu membuatku kaku.
“CAMOMILEEE!!” Petal menjerit histeris.
Aku menahan nafasku sambil menatap kearah dimana tadi Camomile berdiri. Kulihat kini dari tubuh iblis itu memercikkan kilat hitam. Camomile memejamkan matanya dan kedua sayapnya kini terkulai lemah. Dengan perlahan tubuhnya berputar dan melayang turun.
Air mataku menetes saat itu juga.
“ Andwae… CAMOMILEE!” Jeritku histeris sambil berontak dari U-know. Kutarik tangannya yang memegang pedang dan mengambil alih pedangnya lalu mengayunkan pedang itu kearahnya. Gerakan tiba- tibaku itu membuat U-know tak bisa menahannya dan aku berhasil melukai dadanya.
Aku kembali menunduk menatap Camomile yang masih melesat kebawah. Dengan sebisa mungkin aku melesat mengejarnya.
Camomile! Camomile! Kau tak boleh mati! Jangan mati! Kau tak boleh mati meninggalkanku sekarang! Kau berjanji akan selalu melindungiku! Kau tak boleh mati!
Aku berhasil meraih tangannya. Saat kulit kami bersentuhan aku merasa sengatan listrik menyengatku. Itu sisa kekuatan yang dilancarkan dewa kegelapan tadi. Tapi aku tak menghiraukannya. Aku langsung memeluk tubuh Camomile.
“Aigoo! Mereka akan membentur permukaan!!” Aku bisa mendengar suara Sparkyu.
“A-angel…” Perlahan bisa kurasakan kedua tangan Camomile memeluk tubuhku. “Saranghae… Mianhae aku tak bisa menepati janjiku terhadapmu. Mianhae Angel…” Perlahan iblis itu menatap wajahku dan mencium bibirku sebentar sebelum matanya terpejam sempurna.
DUARRR! Tubuh kami berdua jatuh menghantam permukaan colossium dan menimbulkan ledakan kuat.
~Angel/Leeteuk pov end~
0o0o0o0o0o0o0o0
Shins kembali membuat kubah perlindungan untuk melindungi tiga malaikat, satu iblis juga empat manusia yang berada dibelakangnya dari sisa- sisa ledakan yang terjadi karena Angel dan Camomile menghantam permukaan.
“A-angel hyung! Pangeran Camomile!” Snow mulai kehilangan kendali dan berusaha keluar dari kubah itu namun dengan sigap Siwon menahannya. “Lepaskan aku Siwon hyung! Lepaskan aku! Aku harus menolong keduanya!”
“Jangan bodoh! Kau jangan menjauh dari sini, Snow!” Shins yang menjawab.
BRUGH! Kedua kaki Donghae terasa lemas, dia jatuh terduduk.
“Ti-tidak mungkin mereka mati…”
Sparkyu langsung memeluk tubuh Sungmin yang gemetaran dan sudah terisak ketakutan. Sedangkan Ryeowook hanya mengalihkan tatapannya dari tempat Angel dan Camomile terjatuh, takut melihat apa yang terjadi sebenarnya.
‘kalau seperti ini mereka semua pasti akan mati, aku harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan mereka semua dari amukan kedua dewa, tapi bagaimana caranya?’ Batin Shins serius sambil menatap seluruh tentara.
‘ada satu cara untuk menyelamatkan semuanya!’
Perlahan debu sisa ledakan itu berkurang. Kini yang terlihat adalah sosok Camomile yang melindungi Angel dari benturan tadi. Kedua sayap iblisnya melengkung menyelimuti tubuh mereka berdua di dalam lingkaran sayap iblis itu.
“Me-mereka selamat?” Ucap String tak percaya.
ZRUT! Lengkungan sayap Camomile kembali seperti semua. Dan tubuh iblis itu langsung jatuh di atas tubuh Angel.
“Camomile!” Petal yang melihat kejadian itu langsung menarik tangannya yang terikat sekuat mungkin. Ikatan tali yang kuat itu membuat pergelangan tangannya terluka. Namun Petal tetap memaksa melepaskan diri.
CTRASH! Petal terpaku saat melihat Mitang menebas tali yang mengikat tangannya dengan satu ayunan pedang. Entah kapan Mitang bergerak tapi dia sedah melepaskan Petal.
Tanpa banyak bicara Mitang melesat lagi kearah Xiah dan pertempuran antar dua malaikat itu kembali terjadi. Suasana di colossium kembali berubah menjadi medan pertempuran.
Petal melesat lurus kearah Camomile dan Angel. “Camomile ireona! Ppali ireona!” Iblis itu mengguncang tubuh Camomile, namun tak ada reaksi apapun dari iblis itu. Petal menatap Angel yang perlahan membuka matanya. “Angel?!”
“Camomile!” Angel langsung meraih bahu Camomile. “Ca… Camomile…” Tubuh malaikat itu bergetar dan air matanya kembali menetes. “Dia bahkan melindungiku disaat terakhir… Camomile… Kau tak boleh mati..” Isaknya pilu.
“Tak akan ada seorangpun yang mati!” Shins langsung terbang kearah mereka.
“Kau?”
“Tak akan ada satupun yang kubiarkan mati sekarang. Kalian memang harus mati, tapi bukan disini!” Seru Shins serius.
“Apa maksudmu?” Tanya Petal bingung.
Shins menyentuh tubuh Camomile dan raut wajahnya langsung shock. “Ta-tapi pangeran Camomile.. Dia sudah mati…”
“Andwae!! Camomile!!!”
Shins menatap semua malaikat yang bertempur disekitar mereka. “Aku akan menolong kalian sampai akhir. Pangeran Petal, kau lepaskan iblis Tan sekarang. Angel hyung, tolong bawa tubuh pangeran Camomile ikut denganku.”
Tanpa banyak bertanya, mereka melakukan apa yang Shins katakan.
Shins berdiri sambil menengadah. Dipusatkannya pikirannya dan dia mengirim kontak pikiran dengan Mitang, Cloud dan Angel, karena hanya mereka bertiga yang bisa melakukan kontak pikiran. “Kalian semua dengar aku!”
“Shins?” Mitang menengok kebawah disela- sela pertarungannya dengan Xiah.
“Aku punya satu cara. Aku akan memimpin Snow, Sparkyu dan String, kalian tolong urus yang lain dan ikuti aku. Mitang, tolong kau berada di barisan kedepan bersama denganku.”
“Apa yang akan kau lakukan?” Tanya Cloud ragu.
“Menyelamatkan kalian semua.” Shins kembali terbang kearah posisinya semula. “Kalian semua ikuti aku. Jangan ada satupun yang keluar dari barisan yang sudah kusiapkan!” Perintahnya cepat tanpa mengingkan pertanyaan. Shins menatap keatas dan melihat Mitang, Cloud dan Jewel berusaha mendekati mereka. Lalu menatap Petal, Tan yang dipimpin Angel yang membawa Camomile juga mendekat.
“Sekarang!” Malaikat itu langsung terbang melesat dengan Mitang yang menyamai posisinya di depan.
Sparkyu menarik Sungmin dan terbang membawanya, Cloud menarik Ryeowook, Snow menarik tangan Siwon sedangkan Donghae dibawa oleh String karena Jewel tak mungkin menariknya. Angel dengan sekuat mungkin memapah tubuh Camomile yang semakin dingin. Petal dan Tan terbang disisnya.
“Apa yang akan kita lakukan?!” Seru Mitang serius.
“Hancurkan semua yang menghadang bagaimanapun caranya.” Ucap Shins sambil mengeluarkan panahnya, jarang sekali dia menggunakan senjatanya. Dia mulai melesatkan panahnya ke banyak malaikat yang menyerang mereka.
Mitang, Petal dan Tan menyerang semua malaikat yang juga menyerang mereka.
“Dewa! Apa yang harus kami lakukan?!” U-know berseru panik melihat mereka mencoba memaksa kabur dengan nekat.
Kedua dewa hanya diam.
“Dewa!”
BRAAK! Mereka semua keluar dari colossium itu.
“Kita akan kemana Shins?!” Tanya Cloud penasaran.
Shins tetap terbang. “Kalian akan pergi dari dunia ini.”
“Apa maksudmu?”
“Kalian semua harus mati.” Shins menatap mereka serius.
0o0o0o0o0o0o0o0
~Angel/Leeteuk pov~
Tubuh Camomile semakin dingin. Benarkah dia telah mati? Aku tak mau terima! Camomile tak boleh mati.
Kupeluk tubuh iblis itu sambil terus terbang. Mataku panas dan pandanganku buram tertutup air mataku yang nyaris menetes lagi. Tenanglah Angel… Kau tak boleh seperti ini! Bukankah saat ini kalian sedang berusaha menyelamatkan semuanya? Aku harus kuat!
“Angel…” Petal menyentuh bahuku. “Bertahanlah…”
Ya, aku memang harus bertahan.
“Mereka semua mengejar kita!” Seru Tan.
Shins menambah kecepatan sayapnya. “Sudahlah, kita akan segera sampai.”
“Tapi hyung, apa yang akan kau lakukan? Kenapa kau bilang kami semua harus mati?!” String bertanya penasaran.
Shins hanya diam tak menjawab.
“Tunggu… Kita menuju taman jiwa?” Cloud menatap sebuah wilayah yang kini berada dihadapan mereka semua. “Shins? Kau membawa kita ke taman jiwa? Untuk apa? Jangan- jangan maksudmu?”
~Angel/Leeteuk pov end~
.
Mereka semua masuk ke wilayah taman jiwa dan Shins terus terbang menuju sebuah danau yang sangat tenang. “Kalian harus mati sekarang dan masuk ke danau reinkarnasi. Hanya itulah yang akan menyelamatkan kalian semua.”
“Ta-tapi! Itu artinya kami akan bereinkarnasi kan?! Kami semua akan terpisah!” Jewel tak bisa terima. “Aku tak mau!”
Shins terbang melewati mereka kebelakang dan membuat kubah lagi.
DRAATT! Kubah itu menahan para malaikat dan tentara yang mengejar mereka. Tentu saja para malaikat itu langsung berusaha menghancurkan pelindung yang dibuat Shins dengan kekuatan mereka.
“Aku akan mengatur semuanya. Kalian memang akan terpisah, tapi bersabarlah.. Ikatan takdir yang terikat dalam diri kalian tak akan pernah putus sekalipun kalian semua terpencar ke seluruh Halfpast. Kalian akan tetap bersama sebagai satu keluarga.”
Angel menatap Camomile. “Aku akan bertemu dengannya lagi di dunia yang berbeda…?”
“Percayalah kepadaku, sama seperti kau mempercayainya, Angel hyung.”
KRAAKK! Kubah itu mulai retak.
“Kita harus melakukannya sekarang!” Shins mengeluarkan sebuah tombak emas dan ditancapkannya di tanah. Dia bisa mempertahankan kubah itu tanpa perlu menggunakan kekuatannya secara langsung. “Apa kalian mau?”
“Bagaimana dengan kami?” Tanya Siwon penasaran. “Kami juga akan mati?”
“Kalian semua, tanpa terkecuali. Saat ini kalian adalah buronan yang harus dimusnahkan, jadi kalian semua yang harus pergi.”
“Lalu kau hyung?” Snow menatap Shins cemas.
Shins hanya tersenyum. “Aku sudah pernah mengatakannya kepada para manusia itu, secara pribadi aku selalu memihak kalian, tapi secara teknis aku akan selalu menuruti peraturan langit. Aku akan tetap ada disini untuk mengatur hidup kalian semua nantinya.” Dia mengeluarkan sebuah busur dan panah.
KRAKK! Retakan kubah itu semakin besar.
“Kalian bersedia?”
“Aku bersedia.” Angel yang pertama mengucapkannya. “Kalau hanya cara ini yang bisa membuat kami semua selamat, aku akan melakukannya.” Dia menggenggam tangan Camomile yang membeku. “Tolong, pertemukan aku kembali dengannya.”
Shins tersenyum. “Aku berjanji padamu, sama seperti janji kalian semua.” Malaikat itu mengarahkan anak panahnya kearah Angel. “Kalian semua bersedia atau tidak? Ini pertanyaan terakhirku.”
Semua yang ada dihadapan Shins akhirnya memilih mengangguk.
“Kami bersedia.” Ucap mereka semua bersamaan.
Shins tersenyum. “Sampai jumpa dikehidupan yang baru nanti.”
TASS! Shins melepaskan anak panahnya dan perlahan anak panah itu terbelah menjadi tiga belas anak panah yang melesat cepat kearah mereka semua.
KRATAAKK! Kubah itu hancur sudah.
“SHINS!” U-know segera terbang menuju Shins secepat yang ia bisa.
Angel perlahan memeluk tubuh Camomile yang sudah tak bernyawa lagi. Dikecupnya bibir pucat iblis itu lembut. “Sampai bertemu lagi. Kita akan selalu bersama selamanya. Cinta kita tak akan pernah berakhir. Saranghae Camomile…”
ZLEBB! Panah itu menancap tepat dijantung ketiga belas namja itu. Tubuh mereka semua termasuk Camomile, terhempas cepat karena dorongan panah Shins.
BYURR! Kini keempat belas namja itu langsung masuk ke dalam danau reinkarnasi.
“Ini akhir yang kusiapkan untuk kalian.” Gumam Shins lega. Malaikat itu menoleh menatao U-know yang menatapnya tak percaya. “Kurasa dewa juga menginginkan hal ini, itu sebabnya kedua dewa tak mengejar kami sampai kesini, U-know.”
.
.
.
EPILOG
.
“Aigooo! Aku akhirnya lulus!!!!” Seorang namja berambut ikal langsung berlari dari dalam gedung sekolahnya sambil menenteng surat kelulusan yang baru didapatnya. Dia menghampiri beberapa orang yang menatapnya senang. “Noona! Aku lulus juga kan akhirnya!” Serunya kesenangan.
Orang yang dipanggilnya hanya tersenyum lembut. “Dasar kau terlalu berlebihan, Kyuhyun. Seperti mendapat hadiah berlibur ke surga saja.”
“Aishh.. Kau tak bisa diajak bahagia, Kibum noona.” Namja yang dipangil Kyuhyun itu menatap seorang yeojya manis yang berdiri sambil membawa karangan bunga. Yeojya berambut pirang panjang itu langsung menghampirinya sambil tersenyum lembut.
“Chukkae Kyu…” Ucapnya sambil tersenyum.
“Yaay! Gomawo Minnie noona! Saranghae!” Kyuhyun langsung memeluk yeojya yang bernama Sungmin itu lembut.
“Aiish.. Anak itu main peluk- peluk Sungmin sembarangan. Dia melupakan aku yang sebagai hyungnya satu- satunya ini.” Gerutu seorang namja yang sudah cemberut sambil merangkul yeojya manis disisinya. “Memang hanya Hyukkie yang mengingatku.”
“Donghae… Kau terlalu berlebihan tahu.” Gerutu yeojya yang bernama Hyukjae itu sambil meringis aneh menatap kekasihnya yang memasang wajah sok memelas.
Kibum tertawa sambil menoleh menatap seorang namja tinggi berkacamata yang berdiri disisinya sambil merangkulnya. “Lihat anak itu, Siwon oppa.. Dia sangat menyebalkan. Dia juga bahkan tak memelukku, noonanya sendiri. Dia juga melupakan Wookie.”
Namja tinggi bernama Siwon itu tertawa kecil sambil menoleh menatap seorang namja tinggi berwajah tampan yang sudah tertawa sambil menepuk kepala yeojya mungil disisinya. “Kenapa kau tertawa selepas itu Yesung hyung? Saat ini kekasihmu sedang kesal karena dilupakan dongsaengnya.”
Namja yang dipanggil Yesung itu semakin geli. “Ya, Wookie… Masa kau diam saja, chagiya? Lihat Kyu semakin tak menganggapmu sebagai noona-nya hanya karena dia semakin tumbuh dewasa.”
“Lihat saja aku tak akan membuatkannya sup iga sapi lagi!” Ancam yeojya yang bernama Ryeowook itu kesal.
Ancaman itu membuat Kyuhyun melepas pelukannya dari Sungmin. “Aigoo, Wookie noona jangan marah!” Dia tertawa senang sambil memeluk Ryeowook. “Aku juga sangat menyayangi Wookie noona dan Kibum noona kok…” Kyuhyun menoleh menatap Donghae. “Juga kau Donghae hyung. Ehe..”
“Kyuhyun! Kau meninggalkanku!!”
Tatapan mereka beralih kearah seorang yeojya berkulit putih dengan mata sipit yang berlari menghampiri mereka. Dibelakangnya berjalan dengan santai seorang namja tampan dengan tubuh tinggi mendekati mereka.
“Ah, Henli! Kau juga lulus! Chukkaeyo…” Kibum langsung memeluk yeojya manis yang bernama Henry itu sambil melirik kearah namja disampingnya. “Zhoumi oppa? Kau ternyata datang juga?”
“Aku tak mungkin membiarkan kalian menculik mochi-ku lagi seperti tiga tahun yang lalu.” Gumam Zhoumi sambil menatap kebelakang mereka. Senyumannya terkembang. “Ah, mereka berempat sudah datang.”
Mereka semua menoleh dan melihat dua yeojya dan dua namja yang berjalan menghampiri mereka. Seorang yeojya yang berpostur tubuh tinggi dengan rambut agak pirang dan senyuman manis juga wajah cantik dan lembut itu membawa sebuket bunga. Disisinya seorang namja bertubuh agak gemuk dan kekar merangkul pinggangnya.
Yeojya satunya lagi bertubuh tinggi dengan rambut hitam sebahu dan paras wajah cantik namun kelihatan tegas juga membawa sebuket bunga. Disisinya berjalan seorang namja tinggi dengan wajah tampan dan lembut tersenyum sambil melambaikan tangannya.
“Appa! Umma!” Kyuhyun dan Henry berseru bersamaan dan langsung berlari menghampiri keempat orang dewasa itu. Kyuhyun memeluk yeojya cantik dan berwajah lembut, sedangkan Henry memeluk yeojya yang satunya lagi.
“Kalian datang bersamaan?” Ryeowook dan yang lainnya ikut menghampiri mereka. “Annyeong Heechul ahjumma, juga Hankyung ahjussi…” Ucap yeojya itu sopan.
Heechul mengangguk sambil mengusap kepala putri satu- satunya. “Aku dan Jungsoo sengaja datang bersamaan. Kulihat kalian semua tadi sedang bersenang- senang.” Yeojya itu melirik Zhoumi. “Kau juga disini, Zhou?”
“Ehehe.. Begitulah umma..”
Heechuk mendelikkan matanya mendengar panggilan Zhoumi. “Siapa bilang aku ummamu? Jangan bermimpi bisa menikahi putriku yang manis ini.” Sifat protektifnya kembali muncul.
Hankyung tertawa. “Yeobo… Jangan seperti itu.”
Youngwoon ikut tertawa. “Nae noona, lihat Henli malah cemberut tuh.”
Jungsoo tersenyum lembut sambil mengusap kepala Kyuhyun dan menatap tiga orang anaknya yang lain, Donghae, Ryeowook dan Kibum. Tatapan matanya teralih kearah Siwon, Hyukjae, Yesung juga Sungmin. “Hari ini aku sudah memasak banyak. Kalian semua datanglah ke rumah kami.”
“Ah, ahjumma… Apa Zhoumi oppa boleh ikut?” Tanya Henry penuh harap.
Jungsoo mengangguk. “Nae chagi… Semuanya.”
“Yeeeyy!” Henry langsung melepas pelukannya dari Heechul dan merangkul lengan Zhoumi. “Ayo pergi kerumah keluarga Kim sekarang!” Serunya semangat. “Ahjumma-ku kan sangat pintar memasak dibanding umma-ku. Pasti makanan enak sudah menunggu.”
“Ya, anak nakal! Apa yang kau katakan!” Heechul melotot marah.
Henry tertawa lepas. Kyuhyun langsung menarik Sungmin berjalan duluan dan disusul oleh yang lainnya. Barulah Heechul dan Hankyung menyusul. Tinggalah Jungsoo dan Youngwoon berdiri menatap mereka semua.
Youngwoon menyandarkan kepala Jungsoo ke bahunya. “Kita akan bisa bersama dengan semuanya seperti ini kan?” Gumamnya dengan lembut.
Jungsoo mengangguk. “Tentu saja Youngwoon-ah… Kita kan keluarga.”
Kibum menoleh kebelakang. “Umma… Appa… Kenapa diam saja?”
“Nae chagi.” Jungsoo melangkahkan kakinya menyusul mereka bersamaan dengan Youngwoon yang tersenyum menatapnya. Namja kekar itu menengadah menatap langit. “Keluarga…”
Jauh diatas langit, seorang malaikat menatap mereka semua sambil tersenyum.
“Sudah kubilang aku akan membantu kalian menepati janji kalian masing- masing kan… Dan aku juga menepati janjiku kepada kalian bahwa aku akan mempertemukan dan mempersatukan kalian semua. Takdir itu tak akan hilang sekalipun kalian bereinkarnasi seratus kali. Sekarang jalanilah cinta yang seharusnya ada. Cinta yang tak menyalahi aturan manapun di dunia ini.” Perlahan malaikat itu membuka kedua sayapnya dan naik ke atas langit.
“Semoga kita bisa bertemu lagi suatu saat nanti… Angel…” Malaikat itu kini berpaling menatap langit dan melesat jauh menuju langit lalu menghilang.
.
“Peraturan pertama yang harus kau taati di dunia langit, dilarang jatuh cinta ke sosok yang berbeda. Dilarang mencintai jiwa yang kotor. Kalau kau melanggarnya, maka kau harus mati.”
Tapi jika dengan kematian itu aku bisa mendapatkan apa yang membuatku bahagia, maka aku harus melakukannya. Berjuang demi kebahagiaan diri sendiri juga merupakan jalan hidup seseorang, kan?
“Malaikat, iblis, manusia, tidak akan ada satu hal dari ketiga jiwa itu yang akan hidup bersama sampai kapanpun. Apakah itu benar? Atau hanya teori?”
Itu memang benar… Tapi malaikat, iblis ataupun manusia, tetap akan bisa bersatu meski dengan jalan yang lain. Itu bukan teori. Itu nyata.
“Aku akan selalu melindungimu. Selalu bersamamu. Sekalipun mereka bilang kita tak akan pernah bisa bersatu, aku akan melewati batasan itu demi dirimu. Aku sangat mencintaimu.”
Aku telah melewati batasan itu sampai pada akhirnya aku bisa bersamamu. Kita sama- sama melewatinya untuk menyelamatkan cinta kita. Aku juga sangat mencintaimu.
“Akan tiba saat dimana kau harus mengakhiri semua atau mempertahankannya. Kau hanya akan memilih dan pilihanmu itulah yang akan mengakhiri hidupmu.”
Aku telah memilihnya. Dan karena pilihan itu kita sama- sama mengakhiri hidup kita. Namun aku sedikitpun tak pernah menyesalinya. Karena mencintaimu adalah anugerah bagiku.
“Tentukanlah jalan hidupmu dengan tangamu sendiri.”
Genggamlah tanganku.
“Sekalipun sayap ini harus hancur dan aku tak bisa kembali..
Dan sekalipun jiwa ini akan mati.. Sampai kapanpun cinta ini tak akan pudar untukmu..”
Sekalipun sayap ini harus patah dan aku tak bisa menyentuhmu lagi..
Dan sekalipun jiwa ini akan menghilang.. Sampai kapanpun cintaku juga hanya milikmu.
“Cintaku tak akan mati..”
Karena kita akan bersama selamanya..
.
.
~The End~
================================================================================
a/n ::
akhirnya series ini tamat juga.. terima kasih buat semua readers yang selalu setia membaca series aq ini yaa..
more love for you, guys.. 😀
kuucapkan juga terima kasih buat semua yang bersedia memberi masukan dalam segala hal. dimohon jangan bosan ngasih masukan ke aq, yaa.. aq sangat butuh saran dan kritik kalian untuk berusaha jadi lebih baik lagi.. #plakk *bahasa lu thena~* xD
nah…
sesuai janji… silahkan tunggu series terbarunya Kim Family Series 3 -wedding stage-…
see you on next story..
dan masihkah ada yang mau dikirimi notif via ponsel? yahh… berlaku buat mereka yang nggak merasa terganggu karena aku selalu mengirim notif malam- malam sih.. hhehe
signed,
kim taena // thena // ❤